Tidak terasa, waktu sangat cepat berlalu. Bulan November datang secara tiba-tiba, mengingatkan Lita bahwa musim hujan hampir saja tiba. Setelah hujan beberapa minggu lalu, tak pernah lagi setetes airpun tumpah ke bumi. Dan di minggu kedua bula November ini, awan mendung mulai mendominasi hingga perlahan, rintik hujan turun membasahi jalanan kota yang terbiasa padat.
Lita menatap ke arah langit. Cuaca kadang berubah dengan cepat hingga ia tak sadar kalau sebentar lagi hujan. Tapi hari ini, panas sangat menyengat dan membuat Lita ingin cepat-cepat sampai di rumah.
Semua masalah sudah ia lupakan. Ah, dirinya memang tidak bisa berlama-lama marah pada seseorang. Lita adalah tipe orang yang suka bercerita, jadi ia tidak tahan kalau terus bermusuhan dengan orang yang serumah dengannya. Bahkan siang hari setelah peristiwa itu, Lita langsung menghampiri Ethan bercerita kalau ia dikerjai Serly di kampus.
"Lita!" sapa seseorang. Gadis itu menoleh dan melihat ke samping. Ia membuka kaca helmnya, dan melihat ternyata orang itu adalah Dimas.
Dengan motor besarnya, Dimas berhenti di samping Lita. Mereka tengah berhenti karena lampu sedang merah.
"Kak Dimas? Mau balik juga?" tanya Lita.
"Iya, kok kamu ke arah sini? Kost kamu pindah?" tanya Dimas.
Lita tersenyum, "iya, kak--"
Tin! Tin!
Lita buru-buru menutup kaca helmnya, membuat Dimas menghela napas kecewa. Ia juga segera melajukan motornya mengikuti Lita. Selama ini, Dimas mencari fakta yang sebenarnya, bahkan Dimas bertanya pada Nina juga mengenai kebenaran bahwa Lita tengah hamil.
Dimas lega karena Lita tidak benar-benar hamil. Tapi tetap saja, Lita sudah menikah. Penyesalan memang selalu datang di akhir. Mungkin ini hukuman baginya karena selalu menolak Lita dulu.
Dimas melihat ke arah spion motornya. Sejak tadi, ia merasa diikuti oleh mobil yang ada di belakangnya. Tapi Dimas yakin kalau dirinya tidak mengenal mobil dengan plat itu. Tapi begitu Lita berbelok di sebuah pertigaan, mobil tersebut juga ikut berbelok, dan dirinya tetap lurus. Ah, berarti mobil itu tidak mengikutinya.
Jadi Lita tinggal di perumahan itu sekarang? pikir Dimas.
Di sisi lain, Lita memasukkan motornya ke dalam garasi. Tak lama setelahnya, mobil Ethan ikut masuk ke dalam garasi. Pria itu keluar dari dalam mobilnya dan berjalan melewati Lita.
"Eh, kak.. Tumben udah pulang." sapa Lita.
Ethan diam. Tidak membalas. Lita menautkan alisnya. Kenapa dengan Ethan?
"Kak, mau makan di luar apa aku masakin?" tanya Lita lagi.
Tetap, Ethan masih diam. Enggan mengatakan apapun.
Lita kemudian mengendikkan bahunya, lalu menaruh tasnya di meja. Lita pergi ke dapur untuk memasak makan malam. Mungkin Ethan hanya lelah saja. Jadi pria itu mengabaikan gadis itu. Tapi tetap saja, perasaan Lita tidak enak. Ia harus bicara lagi dengan Ethan.
Selesai masak, Lita kemudian menata hasil masakannya di atas meja. Ia pergi ke kamar mandi untuk mandi. Sedangkan Ethan ada di ruang kerjanya.
Sehabis mandi, Lita agak terkejut karena Ethan belum duduk di meja makan, jadi gadis itu berinisiatif untuk memanggil suaminya itu. Ia mencari Ethan disetiap ruangan, lalu berakhir di ruang kerja pria itu. Lita membuka pintu dan mendapati Ethan sibuk dengan laptopnya.
"Kak, yuk makan." kata Lita.
"Kamu duluan." sahut Ethan.
Apa Lita salah dengar? Suara Ethan terdengar, dingin. Lita mengangguk, lalu ia makan malam terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Heart [the END]
RomansaSEQUEL ALL MY FAULT {*Disarankan untuk baca cerita yang pertama (All My Fault) supaya kalian paham jalan ceritanya. Dan untuk mengobrak-abrik perasaan kalian, hehe.*) *** Tiba-tiba saja Lita terbangun di sebuah kamar seorang pria yang akan menikah d...