45. That B*st*rd!

4.1K 201 20
                                    

Semua orang tahu, Ethan itu pandai meloby. Apalagi meloby istrinya sendiri. Meskipun dia sudah mendapatkan apa yang dia mau, Ethan pada akhirnya tetap tidak memberitahukan perihal tempat tujuan honeymoon mereka nantinya. Jadi Lita kena tipu lagi.

Esok harinya, Lita bangun siang. Ya gimana ya, badannya sakit semua ditindih badak. Dia mengabaikan panggilan Ethan yang mengatakan kalau Erza nangis. Biar Ethan yang mandiin, Lita mau males-malesan bentar. Tapi ketika terdengar suara tangisan Erza yang lebih keras dari sebelumnya, Lita langsung melompat keluar selimut. Sialannya dia lupa kalau... Ah sudahlah.

Setelah mandi, Lita menghampiri dua bocilnya yang kejer banget nangisnya. Ini dimandiin apa dicekek sih sama Ethan. Kenapa jadi rame banget suaranya.

"Gimana ini yang, aku nggak bisa." baby Erza malah digeletakin di atas perlak dalam keadaan tanpa busana. Lita tersenyum lurus, menatap Ethan dengan tatapan tajam.

"Daddy!" setelah meneriaki Ethan, Lita ambil alih Erza. Budhe kebetulan sedang menyiapkan makan, jadi tidak mengurusi kembar soalnya tadi sudah ditangani Ethan katanya.

Ethan memperhatikan bagaimana cara Lita dengan lembut dan telaten memandikan anak mereka satu persatu. Lalu segera menyusuinya juga. Kelar semuanya. Udah bersih dan kenyang, baby twin bobok lagi. Ya apa sih kerjaan bayi umur 2 bulan setengah kalau tidak tidur ya pasti ngompol, pup sama nangis.

Rasanya damai sekali melihat istrinya begitu telaten merawat anak mereka. Tugas seorang ibu, tidak bisa digantikan oleh siapapun. Naluri dan kasih sayangnya itu murni. Ethan menarik tangan Lita, membawa wanita itu ke dalam pelukannya.

"Calista Diandra Zakariya, terima kasih karena sudah bersedia menjadi istriku. Tepatnya sudah mau kupaksa menjadi istriku. Terima kasih karena kamu bersedia bersusah payah mengandung dua anakku sekaligus. Terima kasih karena kamu dengan beraninya mengorbankan nyawa untuk melahirkan anak-anakku. Terima kasih karena kamu dengan sabar dan telaten merawat mereka tanpa kenal lelah. Terima kasih karena kamu masih mau direpotkan dengan segala jenis kelakuanku. Terima kasih..." bisik Ethan lembut di puncak kepala Lita.

"Apa nih? Mendadak romantis." kata Lita.

"Nothing, cuma tambah sayang aja sama kamu." Ethan mengusap kepala Lita.

"Mommy juga sayang daddy, selalu.. Selamanya." balas Lita.

***

Ditinggal Ethan ke kantor, Lita dan budhe sekarang sedang mengobrol santai di pinggir kolam setelah tadi mencoba eksperimen membuat kue tobu'u. Bahannya gampang didapat dan hanya dikukus cara masaknya. Sekarang selain mengobrol, Lita dan budhe mencoba kue hasil buatan mereka itu.

"Asin manis rasanya enak." kata Lita.

"Iya ya nduk, baru kali ini lo budhe belajar buat. Ternyata rasanya enak. Budhe malah baru tau gara-gara kamu liat tv tadi." kata budhe Asri.

"Sebenernya aku pengen bikin kue talam juga budhe. Kalo beli tu kadang enak, kadang kayak kemanisan. Tapi pengen bikin sendiri."

Budhe Asri mengangguk, "nanti kapan-kapan kita coba ya nduk." kata budhe.

Brak!

Lita dan budhe Asri terlonjak kaget.

"Apa ya budhe?"

"Nggak tau nduk? Apa nak Ethan udah pulang?" Lita menggeleng. Ini masih sekitar jam 12 siang. Masa Ethan sudah pulang?

Lita meletakkan kuenya dan menengok ke dalam rumah. Dia melihat bayangan beberapa orang seperti mencari sesuatu.

"Budhe, bentar aku liat dulu." kata Lita.

"Iya nduk."

Lita berjalan masuk ke dalam rumah. Pelan-pelan. Entah kenapa perasaannya bilang itu bukan Ethan. Ada lebih dari satu orang yang berjalan. Lita berlari menghampiri kamar dua anaknya. Matanya membelalak kala ada dua orang misterius dengan penutup wajah sedang mengangkat Erza dari box bayinya.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang