22. Get Off of My Hubby!

5.3K 293 6
                                    

"Apaah?! Mendadak banget!" Lita melempar ponselnya sembarangan. Tak sadar kalau di sampingnya ada Ethan. Pria itu terperanjat dan duduk dengan tegak. Ia merasakan kepalanya berdenyut nyeri gara-gara ketiban ponsel Lita.

Lita sibuk mengobrak abrik bajunya. Ia punya baju yang cocok tidak ya? Kemarin dia kebanyakan beli blouse sepertinya. Lita lalu menutup lemari pakaiannya. Dia menghampiri Ethan, lalu tiba-tiba saja mencuri ciuman Ethan dan menempelkan bibirnya keras-keras sambil menekannya sedalam mungkin. Membuat Ethan kebingungan sekaligus merasa senang. Ia pikir itu morning kiss.

"Kak, beliin aku baju."

Tapi ternyata itu hanyalah sebuah sogokan semata.

"Temen aku nikah hari ini, aku nggak ada kebaya." kata Lita lagi.

Ethan menghela napas, lalu mengangguk.

Lita melompat ke kasur dan menubruk Ethan hingga keduanya sama-sama terbaring di atas kasur.

"Kakak uwu deh, maaciiih." Seluruh wajah Ethan tak luput dari kecupan Lita. Haduh, tidak perlu cuci muka ini berarti. Hehe.

"Kak, ayo.." kata Lita setelah ia memisahkan diri dari Ethan.

"Kemana?" tanya Ethan.

"Beli bajuuuu!"

Ethan tersenyum tipis, memang Lita tidak pernah ingin membahagiakannya.

Sekarang keduanya sudah berada di sebuah apa ya.. Butik maybe. Lita melihat-lihat. Menerka-nerka kira-kira mana yang cocok dipakai dirinya ke acara nikahan temannya itu.

Tapi Lita terlalu bingung, akhirnya ia menanyakan pada sang empunya toko supaya dia saja yang memilihkan. Ethan tidak mau repot-repot ikut mondar-mandir mengikuti istrinya. Ia memilih duduk di sofa yang ada di ruang tunggu. Memainkan ponsel sambil menunggu perkembangan tugas Henri. Jangan dikira Ethan hanya bersenang-senang ya.. Ethan juga kerja, lewat asistennya. Kalau mau tanda tangannya harus lewat email, menggunakan tanda tangan elektronik. Ehm, tapi kadang Henri tiba-tiba muncul di kantor papa Ethan untuk minta tanda tangannya.

"Ck, masih belum ketemu juga?" Ethan berdecak tak sabaran.

"Gue udah cek penerbangan dalam negeri sama luar negeri, nggak ada nama Dimas Bagaskara. Kemungkinan emang tu bocah nggak kemana-mana."

"Cek latar belakangnya, dia tinggal dimana."

"Udah, dia nggak tinggal sama orang tuanya."

"Ya berarti suruh anak buah lo cari dia di hotel-hotel sama apartemen."

"Gue menderita sementara lo asik-asikan kuda-kudaan sama bini lo."

"Ya makanya lo buruan cari bini lah."

"Kalo gue di kantor mulu, kapan gue bisa dapet calon bini hah?"

"Loh, kan banyak aplikasi. Pake t*nder kek, t*nt*n kek. Atau lo bikin akun sosmed deh. Pasang foto ganteng lo yang lagi megang duit." Ethan lalu menutup panggilan teleponnya setelah mengatakan cara dapat wanita dalam sekejap pada sahabatnya, Henri.

Lita berjalan menghampiri Ethan, ia membawa dua buah kebaya modern di tangannya. Kebaya-kebaya itu yang tadi disarankan oleh mba-mba penjaga butik. Lita kebingungan, antara yang warna peach warna pastel green. Jadi Lita menyuruh Ethan untuk memilihnya.

"Mau beli dua?" tanya Ethan.

Lita menggeleng, "pilihin satu." kata Lita.

"Kamu pake yang mana aja bagus. Ambil yang paling kamu sukai." kata Ethan. Lita mengerucutkan bibirnya. Ia bingung.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang