Penggalan IV.

5.4K 434 5
                                    

"Selamat atas pernikahanmu." Kehadiran seorang tamu khusus dengan sebucket bunga pada tangannya membuat senyum tawar Romeo mengembang tipis.

Perempuan itu pasti sudah mendengar tentang pernikahan Romeo yang baru saja diumumkan kemarin.

"Eleanore?" Romeo bangkit tak melunturkan senyumnya, menerima bunga pemberian mantan kekasihnya itu. "Akan kuberikan pada calon istriku, nanti."

Tanpa berbasa-basi Eleanore duduk di depan meja kebesaran milik Romeo, menatap lekat pria itu. "Bagaimana kabar Sydney?" tanyanya mengetahui siapa calon istri romeo.

Mendengar itu tentu Romeo tampak terkejut karena ia jelas tidak mengumumkan siapa calon istrinya, ia hanya mengumumkan tentang pernikahannya dan orang akan tau siapa calon istrinya nanti di hari pernikahan mereka.

"Ayolah jangan terkejut seperti itu, kau lupa dulu kau memutuskan aku untuk Sydney atau kau sudah meninggalkan Sydney untuk perempuan lain?"

"Kau masih menyimpan dendam rupanya." Romeo menyeringai geli melupakan fakta bahwa yang ada di hadapannya sekarang adalah mantan kekasihnya selama puluhan tahun.

"Aku bukan orang pendendam seperti itu, aku turut bahagia atas pernikahan kalian. By the way, trik apa yang kau lakukan hingga dia mau menikahimu?"

"Dia memang menyukaiku, kau tau itu," sombong Romeo berbicara dengan santainya kepada Eleanore.

Eleanore dan Romeo memang seperti itu, mereka berdua selalu terbuka akan banyak hal. Selama menjadi kekasih mereka berdua sangat santai, hal itulah yang membuat keduanya bisa bertahan lama hingga akhirnya Romeo sendiri yang memutuskan hubungan mereka untuk Sydney.

Pria itu melamar Sydney dan ingin menikahinya tepat setelah memutuskan hubungan dengan Eleanore.

Saat itu Eleanore tau jika Sydney memang sudah menyukai Romeo sejak lama bahkan jauh sebelum Eleanore mengenal dan menjadi kekasih Romeo.

Eleanore pikir untuk memberikan Sydney kesempatan karena perempuan itu tak akan tahan dengan Romeo kemudian meninggalkan pria itu, tetapi nyatanya tidak...

Keduanya bertahan dan akan segera menikah, kalau begitu selamat untuk keduanya, Eleanore tentu ikut bahagia.

"Tetapi kau juga memanfaatkan sesuatu, aku mengenalmu lebih dari siapa pun Romeo," ejek Eleanore secara tak langsung tau mengenai busuk kekasihnya itu.

"Jangan berlaga seolah kau sangat mengenalku, Eleanore," Romeo kembali menyeringai tipis, "Jika tak ada lagi yang ingin disampaikan maka pulanglah, semakin lama kau di dalam ruanganku maka itu hanya akan semakin menyakiti Armand."

Armand–tangan kanan Romeo, gilanya pria itu menyukai Eleanore sejak lama. Sejujurnya hal itu juga menjadi pertimbangan Romeo untuk mengakhiri hubungannya dengan Eleanore. Lagi pula Eleanore bukan perempuan yang bisa diajak membangun rumah tangga, Eleanore adalah perempuan yang bebas dan sulit diatur tidak seperti Sydney.

"Poor Armand," Suara Eleanore terdengar pilu dibuat-buat. Ia kemudian menarik sebuah flashdisk yang ia simpan di antara belahan payudaranya, "Ini adalah informasi mengenai kapal ilegal yang memasuki Rusia, anggap saja sebagai hadiah pernikahanmu."

"Ayahmu akan membunuhmu untuk ini." Meski begitu Romeo tetap menerima flashdisk itu.

"Sounds great! Jadi aku tidak perlu mengotori tanganku lagi untuk mengakhiri hidupku sendiri."

"Itu tidak akan terjadi, akan kulakukan apa saja agar kau tetap hidup," jawab Romeo menyimpan flashdisk pemberian Elenaore. Jika orang mendengar perkataan Romeo mungkin mereka akan berpikir jika Romeo masih menyukai Eleanore tetapi nyatanya ia melakukan itu karena...

Dear, Luigene: SECRET SENTINELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang