Kaysca. R.
Tangannya berhenti setelah menuliskan namanya sendiri pada halaman pertama buku, ia baru saja menandatangani buku terbarunya yang akan rilis dalam waktu dekat.
Perempuan dengan rambut caramel itu tak henti-hentinya mengulas senyum bangga melihat kerja kerasnya dalam bentuk sebuah buku.
"Khaby!" panggil seseorang dengan teriakkan yang lantang dari arah belakang kemudian disusul dengan tepukan pada pundak Kaysca.
Khaby adalah nama panggilannya. Orang-orang terdekatnya sering memanggilnya dengan Khaby alih-alih Kaysca.
"Poise, kenapa kau berlari seperti itu?"
"Aku pikir kau akan meninggalkanku!" seru Poise masih berusaha mengatur nafasnya kemudian celingungkan terlihat mencari sesuatu. "Di mana? Di mana? Aku ingin menjadi pembaca pertama!"
Melihat temannya itu membuat Khaby kembali tertawa dan mengangkat sebuah buku dengan tangan kanannya. "Seorang Khaby tak pernah mengingkari janjinya."
"Kali ini tentang apa Khaby?" tanya Poise sembari mengambil buku itu dari tangan Kaysca.
Poise tampak mulai membuka buku tersebut dengan sangat hati-hati, ia memang selalu menyukai dan antusias akan karya Kaysca, temannya ini. Bisa dibilang jika Poise adalah penggemar berat karya Kaysca.
Kaysca memperhatikan temannya itu yang tampak kagum sembari mengusap tanda tangan yang baru saja ia buat sebelum kedatangan Poise dan berkata, "Kali ini tentang pertemuan dan pengenalan singkat. Sebuah pertemuan yang seharusnya mengabaikan pengenalan."
Poise tampak sedikit bingung dengan perkataan Kaysca tetapi tangannya tetap membalik halaman buku itu sampai ia bertemu dengan sebuah kalimat yang ditulis sendiri oleh Kaysca dengan tinta pena.
Kalimat itu bukanlah isi cerita melainkan bagian pengantar, seolah memang sengaja Kaysca tulis sebagai teka-teki untuk para pembacanya.
"Luigene meninggalkan sebuah pertanyaan besar dalam benak setiap pembaca dan Anaraya meninggalkan surat terakhirnya yang tak pernah selesai," Poise membaca kalimat itu dengan dahi yang bekerut heran kemudian mendongak, "Apa maksudnya Khaby?"
"Jangan beritahu siapa pun," ucap Kaysca dengan lesung pipinya yang tercetak dengan sangat jelas. "Pada akhir kisah ini, Anaraya memang menghapus semua tentang Luigene tetapi ia menulis nama pria itu dengan penuh cinta pada surat terakhirnya yang tak pernah selesai, seolah nama itu memang nyata adanya."
⊱ ────── ⋆ Dear, Luigene ⋆ ────── ⊰
Luigene Edsel Jo, Kepala Intelijen Agent Rahasia Inggris mendapatkan misi terakhirnya pada 7 Maret 2019.
Jika misinya berhasil maka secara resmi Luigene akan dibebaskan dari segala tanggung jawabnya pada kerajaan dan pensiun pada usia 40 tahun.
Pria berpakaian serba hitam memberikan sebuah gulungan kertas dan map tebal kepada Luigene sebagai bentuk penyerahan tanggung jawab baru. "Misinya terakhirnya adalah menjaga mantan putri mahkota Inggris, Sydney Anaraya hingga hari pernikahannya."
Luigene menerima gulungan kertas itu dengan senang hati karena inilah yang Luigene inginkan.
Terbebas dari segala belenggu yang mengikatnya.
"Dan bagaimana jika misi ini gagal?" tanya Luigene tak menutup kemungkinan jika misi ini akan gagal.
Karena hampir semua misi yang Luigene dapatkan tidaklah pernah gagal tetapi bukan berarti jika semua misi yang ia dapatkan akan berhasil ditambah naratamanya sekarang adalah seorang mantan putri mahkota.
Oleh karena itu, ia juga harus mengetahui konsekuensi yang ia dapatkan atas kegagalan misinya.
"Jika misi ini gagal?" Pria berpakaian serba hitam itu justru berbalik memberikan pertanyaan, memasang air wajah yang tak ingin Luigene lihat, "Misi ini tak boleh gagal, Luigene. Putri Sydney harus menikahi Kaisar Agung Romeo karena begitulah perjanjiannya, nyawamu bergantung pada pernikahan ini."
"Nyawaku?"
"Nyawa Putri Sydney juga bergantung pada pernikahan ini, ada hutang yang harus dibayar kepada Rusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Luigene: SECRET SENTINEL
Romance[COMPLETED] Kisah ini diambil dari surat-surat milik mantan Putri Mahkota Inggris, Sydney Anaraya dalam buku hariannya. Hingga saat ini tak ada yang tahu pasti keberadaan Putri Sydney setelah surat terakhirnya yang tak pernah selesai-meninggalkan n...