Penggalan XLI.

2.7K 270 10
                                    

          "Anaraya Kaysca Romanoff," Poise mematung membaca sebuah nama yang begitu familiar untuknya. Pandangannya mengarah pada sahabatnya yang tengah duduk berselonjor tepat di sampingnya. "Apa ini memang nama yang sama dengan sosok Kaysca Romanoff yang aku kenal?" tanya Poise ragu, semakin lama ia membaca novel karya sahabatnya itu, semakin lama pula Poise semakin yakin bahwa ini bukanlah sebuah karya tulis biasa.

Sejak awal ketika Kaysca dengan terang-terangan menggunakan nama Romeo Romanoff–ayah perempuan itu, sejak itu Poise sudah menaruh curiga, namun kecurigaannya tidak beralasan karena ia tidak mengenali nama pemeran wanita dalam novel Kaysca, Sydney Anaraya.

Namun seketika keraguan Poise semakin menjadi tatkala tokoh Romeo dalam novel memiliki putri yang diberi nama Anaraya Kaysca Romanoff.

Latar belakang mereka juga tidak jauh berbeda.

Kaysca Romanoff, atau yang sering Poise panggil sebagai Khaby memang putri Romeo Romanoff, Kaisar Agung Rusia.

Ya, Kaysca Romanoff adalah Putri Agung keturunan langsung dari kekaisaran Rusia, dan seharusnya menjadi penerus tahta garis pertama kekaisaran.

Namun perempuan itu lebih memilih untuk melepas keistimewaannya dan menjadi seorang penulis, sehingga saudaranya lah yang mendapatkan menggantikan keistimewaan perempuan itu.

Lalu bagaimana Poise bisa mengenal perempuan itu? Singkatnya Poise adalah penggemar berat Kaysca, penulis terkenal dari Rusia. Saat itu ia tidak sengaja bertemu Kaysca di salah satu toko buku, dan gilanya Kaysca tidak membawa uang ketika ingin membayar. Beruntung perempuan itu bertemu dengan Poise yang sukarela membayar bukunya meski saat itu Poise sendiri tidak mengenali Kaysca sebagai penulis favourite-nya.

Bukankah itu takdir? Mereka memang sengaja dipertemukan agar Poise bisa terus menjadi penggemar serta pembaca pertama karya Kaysca Romanoff.

Karya perempuan itu kali ini bahkan belum rilis namun mata Poise sudah dibuat sembab bukan main setelah membaca setengah dari novel tersebut.

"Dari mana inspirasimu menulis buku ini, Khaby?" tanya Poise lagi, menuntut jawaban yang menghilangkan dahaga atas rasa penasarannya.

Dengan tanpa beban, Kaysca berselonjor dengan kedua siku sebagai penopang. "Surat-surat di dalam laci ibuku."

"Ibumu?"

"Ya, ibuku."

"Kau tidak sedang membodohiku kan, Khaby? Lihat mataku yang sudah sembab seperti ini, jangan memperparahnya. Apa Sydney Anaraya adalah sosok nyata, atau dia hanya karanganmu?"

Kini Kaysca menatap Poise dengan intens, perempuan dengan rambut pirang itu melempar senyum manisnya.

"Permaisuri Sydney Anaraya, adalah istri Kaisar Romeo Romanoff juga ibuku."

Apa Poise akan percaya? Tentu saja tidak, entah Kaysca sedang berbohong atau tidak, namun Poise tidak bisa mempercayainya begitu saja.

"Jangan berbohong Khaby, aku pernah bertemu dengan ibumu, kau lupa? Aku temanmu."

Pertama, Poise tau siapa nama wanita yang selalu Kaysca panggil mama setiap kali mereka bertemu, dan kedua Poise tidak tau jika Kaisar Agung Romeo memiliki seorang istri bernama Sydney Anaraya, bahkan nama itu tidak pernah ada di dalam internet, jika nama itu memang nyata artinya mereka telah sengaja menghapusnya dari sejarah.

"Yang kau temui adalah bibi Eleanore, sejak kecil dia sudah merawatku dan aku sudah terbiasa memanggilnya mama, sosoknya mengisi peran yang hilang itu."

Peran yang hilang–begitu Kaysca menyebutnya. Sosok mama itu tidak pernah hilang dalam ingatan Kaysca kecil, tetapi sosok itu perlahan menghilang seiring dengan Kaysca yang beranjak dewasa. Yang tersisa saat ini hanyalah beberapa foto ibunya yang masih disimpan oleh ayahnya, foto itulah yang membuat Kaysca terus mengingat wajah ibu kandungnya.

Dear, Luigene: SECRET SENTINELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang