"Poise, karyaku kali ini sangat berharga untukku, sejarah mungkin telah menghapusnya tetapi aku akan menulisnya lagi dan lagi sampai semua orang meragukan sejarah itu sendiri," ucap Kaysca ambigu sebelum bangkit meninggalkan Poise dalam kebingungan. "Buku ini tidak akan aku terbitkan begitu saja, aku akan mengubah lagi beberapa nama dan kejadian di dalamnya. Kau satu-satunya orang yang membaca karya asliku, Poise."
"Apa yang baru saja aku baca itu berdasarkan kisah nyata, Khaby? Aku tidak mengerti, kau bilang cerita ini dari surat-surat milik ibumu, artinya cerita ini berdasarkan ibumu?"
"Apakah kisahnya nyata atau tidak, hanya penulis aslinya lah yang mengetahuinya, aku hanya menggabungkan beberapa surat dan menjadikannya cerita."
"Apa ayahmu tau?"
"Dia yang memberikanku surat-surat ini, kau mau bertemu dengannya, Poise?"
"Jika bertemu dengan ayahmu, artinya aku akan bertemu dengan Kaisar Agung Rusia, bukan? Oh, tidak aku belum mempersiapkan apa pun untuk ayahmu." Poise sedikit histeris, wajahnya memerah.
"Kaisar Agung juga seorang manusia, Poise. Jangan berlebihan seperti itu atau kau mau bertemu dengan saudaraku, Edern? Mungkin kau akan menyukainya."
Wajah Poise kembali memerah, kali ini dalam artian lain membuat Kaysca tertawa kencang.
"Menurutmu apa adikku tampan?"
"Aku tidak berani mengomentari seorang Pangeran Agung."
"Ah, kau selalu berani mengomentariku tetapi tidak berani mengatakan apa pun tentang adikku?"
Kaysca menyenggol bahu temannya, sengaja menggoda perempuan itu. Ia tau jika Poise menyukai Edern sebagai seorang pria, ya wajar saja adiknya memang tampan.
"Jika ada kesempatan, aku akan mengajakmu untuk bertemu dengan Edern. Sejujurnya," jeda Kaysca mensejajarkan wajahnya dengan Poise, "Kau tipe ideal Edern, mungkin adikku akan menyukaimu."
Tawa Kaysca kembali pecah, kali ini perutnya geli melihat wajah sahabatnya yang memerah sempurna.
Oke cukup.
Sebentar lagi Poise mungkin bisa pingsan karena salah tingkah akibat Kaysca.
"Berhenti menggodaku, Khaby!"
"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi," pamit Kaysca.
"Mau ke mana?" teriak Poise.
"Pulang!" tanpa berbalik Kaysca mengangkat bukunya dengan tinggi seolah berpamitan.
⊱ ────── ⋆ Dear, Luigene ⋆ ────── ⊰
Kaysca mengusap bingkai foto ibunya yang terpajang di koridor kediaman pribadi Keluarga Romanoff dengan sempurna. "Papa benar, aku sangat mirip dengan mama," gumamnya dengan bangga.
Puas memandangi foto ibunya, Kaysca mengambil duduk tepat di bawah bingkai foto tersebut dan membuka selembar kertas berisikan tulisan tangannya. Kertas ini ia robek dari halaman terakhir bukunya, Kaysca melakukannya dengan sengaja karena ia tidak akan mempublikasikan lembaran terakhir yang ia tulis berdasarkan isi hatinya.
Anaraya Kasyca Romanoff, nama indah yang diberikan oleh kedua orangtuaku. Aku adalah putri yang lahir dan menjadi bukti cinta kedua orangtuaku. Aku ada dan lahir karena kedua orangtuaku sempat saling mencintai.
Ibuku pergi meninggalkan ayahku untuk selamanya, di saat ayahku masih sangat mencintainya. Setiap malam, ia masih merindukannya begitu pun dengan aku, yang selalu merindukannya, merindukan sosok seorang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Luigene: SECRET SENTINEL
Romance[COMPLETED] Kisah ini diambil dari surat-surat milik mantan Putri Mahkota Inggris, Sydney Anaraya dalam buku hariannya. Hingga saat ini tak ada yang tahu pasti keberadaan Putri Sydney setelah surat terakhirnya yang tak pernah selesai-meninggalkan n...