Penggalan XXXVI.

2.7K 269 12
                                    

          Rahang Darnley mengeras menahan amarahnya agar tidak meledak dengan tangan yang terkepal kuat, berharap jika tangannya itu tidak melayang ke arah putranya. "Kalian sudah saling mengenal?" tanya Darnley enggan menatap Luigene, setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, tak dipungkiri jika ia sangat marah. "Apa kau tau jika dia keponakanmu?"

"Bukankah kami terlalu asing untuk menjadi keluarga? Lagi pula kami tidak sedarah," jawab Luigene tanpa berusaha menyembunyikan apa pun.

"Apa kau tau jika dia keponakanmu, Luigene?" ulang Darnley tidak puas, mendesak jawaban dari putranya.

"Ya, aku tau tetapi saat itu di mataku dia adalah orang lain dan selamanya akan begitu. Aku tidak pernah menganggapnya sebagai keponakanku sendiri."

"Sejak kapan?"

Luigene kembali menatap Darnley, untuk sesaat ia hanya diam seakan tengah mempersiapkan diri untuk menerima pukulan Darnley.

"Sydney adalah misi terakhirku, aku harus menjaganya hingga hari pernikahannya."

"Artinya kau sudah tau bahwa dia sudah bertunangan dan akan menikah. Mengapa? Di antara banyaknya perempuan, kau justru menginginkan milik orang lain?"

Luigene tau jika ia salah, semua ini memang salah dan sekarang Luigene ingin memperbaikinya.

"Untuk siapa, kapan, dan di mana hatiku berlabuh, bukan aku yang memegang kendalinya."

Darnley memijat batang hidungnya dengan kasar, tidak menyangka jika masalah keluarganya akan sejauh ini. Entah karma apa yang menghampirinya.

"Saat aku membawamu hadir dalam perjamuan bersama Keluarga Romeo, artinya saat itu kau sudah mengenal Sydney lebih dulu, bukan?"

"Ya."

"Dan saat kau ingin memegang perusahaan keluarga dan menetap di Rusia, apa semua ini karena Sydney?"

"Ya, aku hanya ingin mengawasi dan menjaganya."

Mengawasi dan menjaga? Akibatnya Sydney tersandung dalam skandal yang membahayakannya.

Semua ini terjadi karena Darnley membiarkan putranya untuk menetap di Rusia, sejujurnya pria tua itu terus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi.

"Jadi foto yang beredar itu memang Sydney dan dirimu, apa yang telah kalian lakukan?"

"Aku ingin membawanya pergi dari Romeo."

"Membawanya? Dia sudah menikah dan tengah mengandung Luigene! Apa kau tega merusak rumah tangga keponakanmu sendiri?"

"Dia bukan keponakanku dan tidak akan pernah, dia wanita yang aku cintai."

"Sejak kapan kau mencintainya?"

"Sejak awal," tegas Luigene dengan cepat, ia tidak akan menyembunyikan apa pun lagi.

"Mengapa kau tidak memberitahuku hal sebesar ini? Apa kau tidak menganggapku sebagai orangtuamu?"

"Jika kau mengetahuinya, apa kau akan membantuku? Bukankah ini akan merugikan untuk Keluarga Wang karena kehilangan kekerabatan dengan Kekaisaran Rusia."

Saat itu, posisi Luigene tidak sekuat sekarang. Untuk melawan Romeo, yang merupakan pewaris sah tahta kekaisaran, bagaimana Luigene bisa melakukannya?

Terlebih, yang membuat Luigene tidak berkutik adalah kecelakaan yang pernah terjadi kepada Romeo dan Sydney. Terlalu banyak yang akan dikorbankan hanya karena keegoisannya. Namun sekarang keadaannya terbalik, ada banyak alasan bagi Luigene untuk memperjuangkan Sydney.

"Bagimu mungkin aku bukan orangtuamu tetapi bagiku kau adalah putraku, Luigene. Tidak ada yang lebih penting dari itu, jika kau memberitahuku lebih awal maka semua tidak akan serumit ini."

"Edward dan Romeo memberitahuku mengenai kecelakaan yang pernah terjadi dan apa akibatnya untuk Sydney. Aku pikir, aku tidak akan bisa menjaganya dan seiring waktu perasaan kami kepada satu sama lain akan hilang begitu saja, nyatanya sampai detik ini aku masih sangat mencintainya."

"Perasaan kalian? Apa Sydney juga mencintaimu?"

Ya, sama seperti Luigene. Perasaan perempuan itu pun juga sama, mereka saling mencintai.

"Dia tidak pernah menginginkan pernikahannya bersama Romeo, bahkan sampai terakhir kami masih mencintai satu sama lain."

"Kalau begitu apa kau bisa menjaganya?"

"Aku bisa."

"Lebih baik dari Romeo?"

"Kali ini aku tidak ingin melepaskannya, aku akan memberikan segalanya untuk memperjuangkan Sydney."

Darnley tidak tau apa ia harus merasa senang atau kecewa. Ini pertama kalinya ia melihat putranya memiliki sebuah ambisi dan ketertarikan yang kuat terhadap seorang wanita. Darnley tidak tau jika putranya bisa mencintai seseorang sedalam ini.

Namun mengapa harus Sydney? Cucunya sendiri yang sudah berumah tangga. Perasaan Luigene dan Sydney memang tidak salah namun cara mereka salah.

Semua skandal dan berita yang tengah beredar adalah benar, Sydney berselingkuh dari Romeo dengan kekasih gelapnya, yaitu Luigene.

Entah di mana Darnley harus berpihak kali ini. Kebenaran atau keadilan mana yang harus ia pijak?

Menutupi skandal ini untuk memastikan jika Sydney dan Luigene tidak dirugikan. Atau, menutup mata dan membiarkan Luigene bersama Sydney.

Luigene mungkin tidak mengerti, sebagai seorang ayah dan kepala keluarga, Darnley sangat menyayangi Luigene seperti ia menyayangi Arlington, putra kandungnya. Sejak kecil ia tidak pernah membedakan mereka karena memang bagi Darnley, Luigene adalah putranya.

Namun keinginan Luigene kali ini terlalu beresiko untuk pria itu sendiri, keputusannya akan memberikan Luigene kerugian yang cukup banyak dan Darnley tidak ingin itu terjadi.

Darnley tidak bisa melihat putranya harus mengalami masa yang sulit lebih lama, bagaimana? Publik akan mengkritik dan mengecapnya sebagai perusak rumah tangga.

Tetapi, putranya itu bukan lagi seorang remaja tanpa tanggung jawab dan bisa hidup sesuka hati. Luigene adalah pria dewasa, dan pria itu harus bisa memilih dan mempertanggung jawabkan hidupnya sendiri.

Tidak selamanya Darnley bisa berada di sisi pria itu, sebaiknya sebelum Darnley tiada, Luigene mampu berdiri sendiri dengan kedua kakinya.

"Kalau begitu kali ini kau harus bisa membuktikan ucapanmu sendiri, dan menerima konsekuensi atas pilihanmu."

Dear, Luigene: SECRET SENTINELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang