Sydney menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan, terus ia lakukan selama berulang-ulang hingga akhirnya rasa tak nyaman dan sesak pada dadanya hilang. Hal seperti ini sudah pernah ia rasakan sebelumnya saat mengandung Kaysca, dan sekarang ia merasakan hal yang sama namun kehamilannya kali ini sedikit berbeda. Saat mengandung Kaysca dulu, Sydney bahkan bisa lupa bahwa dirinya tengah mengandung.
Kehamilan kali ini tubuh Sydney menjadi lebih–sangat sensitif, dari ujung kepala hingga kaki, bahkan ia menjadi malas untuk berdiri atau sekedar bergerak karena tubuhnya terasa lebih berat. Perubahan emosinya juga terkadang sangat tidak terkontrol membuat Sydney cukup takut jika Luigene mungkin muak kepadanya.
"You good?" Sebuah suara memecah lamunan Sydney, bersamaan dengan telapak tangan hangat nan besar yang menyentuh perutnya dari bawah, tampak berusaha menahan beban perutnya untuk sesaat.
Perlakuan suaminya, Luigene, seketika membuat Sydney merasa bahwa beban pada perutnya menghilang.
Wanita itu menyandarkan tubuhnya pada tubuh suaminya, merasakan kecupan-kecupan kecil yang diberikan oleh Luigene pada pundaknya.
"Terima kasih untuk semua yang sudah kamu lakukan, terima kasih karena sudah mengandung anak kita," ucap Luigene entah sudah untuk yang keberapa kalinya sejak Sydney diketahui tengah mengandung.
Enam bulan yang lalu, saat mengetahui Sydney tengah mengandung dengan usia kandungan dua bulan, Luigene menjadi pria paling bahagia di muka bumi ini. Pria itu sangat menjaga Sydney dan bahkan menjadi sangat protektif.
Pria itu tidak pernah marah atau pun lelah dengan permintaan dan sikap Sydney yang berubah cukup drastis setelah hamil, terkadang menjadi terlalu moody dan sensitif. Akan tetapi hal baik itu justru terkadang membuat Sydney takut bahwa Luigene mungkin akan segera muak kepadanya.
"Kamu sudah muak kepadaku?"
"Berapa kali aku harus menjawab pertanyaan itu?"
"Jawab saja, siapa tau hatimu berubah."
"Tidak sedikitpun hatiku berubah, tidak sedetikpun aku muak kepada istriku."
"Tetapi aku jadi lebih menyebalkan dan sensitif."
"It's not a big deal, lagi pula aku suka dirimu yang menyebalkan dan super sensitif ini," dengan sengaja Luigene meremas kecil payudara Sydney membuat wanita itu membelak terkejut.
"Lui, jaga tanganmu pada batasan yang seharusnya, sebentar lagi aku akan melahirkan."
"I'm sorry," Luigene terkekeh kemudian mengecupi wajah istri tercintanya. "Kau mau ikut aku menjemput Kaysca hari ini? Romeo tidak bisa mengantarnya ke sini karena ada sesuatu yang mendesak, aku tidak ingin menitipkan Kaysca pada orang lain."
Kaysca Romanoff, anak perempuan itu sudah berusia dua tahun. Meski baru berusia dua tahun tetapi dia memiliki jadwal yang sangat padat, terkadang Kaysca harus tinggal bersama Romeo selama dua minggu, lalu kembali berpindah untuk tinggal bersama Sydney selama dua minggu juga.
Jadwal itu sudah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu Romeo dan Sydney untuk membagi hak asuh membesarkan Kaysca setelah perceraian mereka.
Meski begitu, Kaysca tetap tumbuh dengan penuh cinta dari seorang ibu dan dua ayahnya, Romeo dan Luigene. Anak kecil itu menganggap Luigene sebagai ayahnya, sebagaimana Kaysca memandang Romeo.
Sama seperti Kaysca, Luigene pun menyayangi anak perempuan itu seperti putri kandungnya sendiri.
Jika Romeo sedang memiliki jadwal yang padat, maka Kaysca akan tinggal lebih lama bersama Sydney dan Luigene. Hal itu membuat Luigene bisa menghabiskan waktu cukup banyak bersama putrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Luigene: SECRET SENTINEL
Romance[COMPLETED] Kisah ini diambil dari surat-surat milik mantan Putri Mahkota Inggris, Sydney Anaraya dalam buku hariannya. Hingga saat ini tak ada yang tahu pasti keberadaan Putri Sydney setelah surat terakhirnya yang tak pernah selesai-meninggalkan n...