Penggalan XXII.

3K 269 5
                                    

Satu minggu terasa seperti satu bulan, jika berada di tempat yang tidak diinginkan. Itulah yang Sydney rasakan saat ini, rasanya sebentar lagi ia akan mati karena bosan. Rutinitasnya setiap hari tidak lain dari bangun, makan, berjalan-jalan, minum teh, dan kembali tidur.

Terkurung di dalam istana ini membuatnya tidak memiliki banyak teman bicara selain beberapa pelayan. Kehidupan seperti ini sudah pernah Sydney jalani sebelumnya, dan rasanya sangat memuakkan.

Kehadiran Romeo dalam hidupnya tak banyak membantu. Bagaimana tidak? Mereka hanya bertemu di pagi hari, lalu pria itu akan sibuk dengan berbagai hal, dan kembali bertemu saat malam hari ketika mereka akan tidur–saat bertemu pun, Romeo tidak pernah mengajaknya berbicara. Hal yang pria itu lakukan setelah pulang adalah membersihkan dirinya dan tidur, menatap Sydney pun enggan.

Mereka bilang pasangan yang tepat akan membuat hidupmu lebih berwarna, sepertinya Sydney salah memilih pasangan.

Entah apakah Romeo masih marah kepadanya atas kejadian satu minggu yang lalu atau pria itu mulai bosan dengannya, Sydney tidak mengerti.

Persetanan dengan itu, untuk apa Sydney repot memikirkan–

"Bagaimana harimu?" tanya Romeo membuat Sydney yang baru saja ingin membaringkan tubuhnya, mengurungkan niatnya. Apa ia tidak salah dengar? Ouh, Sydney pikir Romeo bisu, ternyata pria itu bisa berbicara.

"Tidak ada yang spesial, masih sama membosankan," keluhnya sudah menahan diri selama beberapa hari. "Hari ini kau berbicara kepadaku? Biasanya kau akan langsung tidur."

Baru saja Sydney mengeluhkan ini di dalam hati, apa Romeo bisa mendengar suara hatinya? Atau baru saja Sydney mengatakannya dengan lantang?

"Aku hanya tidak ingin mengganggumu dan membuatmu semakin kesal jika mengajakmu berbicara."

Jadi itu alasan Romeo tidak mengajaknya berbicara selama satu minggu ini? Jika dipikirkan, setiap mereka berbicara maka akhirnya mereka akan bertengkar, hal itu membuat alasan Romeo terdengar masuk akal.

"Lalu mengapa kau mengajakku berbicara hari ini?"

"Aku bosan." Aku hanya ingin mendengar suaramu
"Bagaimana dengan kandungannya?"

"Ah..." Rasanya sedikit aneh mendengar Romeo menanyakan kandungannya. "Aku rasa dia baik-baik saja."

"Apa ada keluhan atau sesuatu yang mengganggumu?" Sejujurnya Romeo lebih mengkhawatirkan perempuan itu, karena Sydney tidak pernah mengeluh atau menunjukan gejala kehamilan.

"Aku bahkan masih tidak percaya jika aku hamil." Selain fisiknya yang belum berubah, Sydney juga belum mengalami morning sickness, mood swings, bahkan craving. Mungkin sesekali ia akan merasa pusing, namun hanya sebatas itu.

"Mengapa kau masih tidur di sini?" Sydney pikir mereka hanya akan tidur bersama di awal pernikahan, namun satu minggu berlalu dan mereka tetap tidur di kamar yang sama.

"Apa aku membutuhkan alasan untuk tidur di sini? Kita sudah menjadi suami istri."

"Aku tidak terbiasa tidur berdua seperti ini."

"Kita bertiga," ralat Romeo, sembari fokus melepas kaki palsunya, bersiap untuk tidur.

"Kapan kita akan pisah kamar?"

Dear, Luigene: SECRET SENTINELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang