Takdir memang sangat kejam seolah enggan berpihak kepadanya. Entah seberapa keras Luigene mencoba, pada akhirnya ia kembali pada titik di mana dirinya dibuat menjadi tak berdaya selain tunduk pada jalan yang memang telah ditetapkan sejak awal.
Mau tidak mau, suka atau pun tidak, Luigene dan yang lain termasuk keluarga Sydney harus menerima saran dari dokter yang pernah merawat dan mengetahui persis keadaan wanita itu. Mereka harus berpura-pura tidak ada yang terjadi dan bertingkah selaras dengan ingatan Sydney.
Perlahan Romeo berusaha memberitahu Sydney bahwa saat ini mereka telah menikah dan menjadi sepasang suami dan istri. Meski sulit dipahami namun Sydney tetap bisa menerimanya.
Romeo belum memberitahu Sydney mengenai putri mereka karena dirasa harus memberikan Sydney waktu untuk mencerna beberapa hal. Mungkin hari ini ia akan berusaha untuk memberitahunya, mengingat putri mereka sudah keluar dari ruang inkubator.
Ya, tak berapa lama setelah Sydney sadar, keadaan putri mereka juga berangsur membaik. Hal ini seperti mukjizat yang terjadi di saat yang bersamaan, seolah putri kecilnya memang tengah menunggu ibunya.
Wanita itu bahkan terus menanyai perihal keberadaan orangtua Romeo, tetapi dengan berat hati Romeo tidak bisa membawa mereka untuk menjenguk Sydney.
Mengapa? Egor tidak menyukai Sydney, ia sangat menentang keputusan Romeo untuk tetap bersama Sydney setidaknya sampai wanita itu mendapatkan kembali ingatannya. Bagi Egor, Romeo terlalu bodoh untuk melakukan itu. Ia terus mendesak putranya untuk menandatangani surat perceraiannya dan segera meninggalkan Sydney.
Romeo tau Egor akan melakukan segala cara. Agar hal itu tidak terjadi, ia melakukan perjanjian bersama Egor bahwa Romeo akan segera bercerai tepat setelah Sydney mendapatkan kembali ingatannya. Sebagai balasannya, Egor hanya perlu memberikan Romeo waktu untuk tetap bersama wanita itu hingga semua keadaan kembali seperti semula.
Bahkan dalam keadaan terburuk Romeo tidak pernah meninggalkan Sydney, lalu mengapa sekarang ia harus meninggalkannya?
Setelah ini, Romeo tidak akan memaksa kehendaknya lagi. Kebahagiaan Sydney adalah yang utama untuknya, melihat apa dan bagaimana hal ini terjadi kepada Sydney membuktikan bahwa bersama Romeo, wanita itu tidak mendapatkan kebahagiaannya.
Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu membahagiakan Sydney. Bahkan jika itu artinya Romeo harus mengorbankan perasaannya, maka ia akan melakukannya.
"Bagaimana pernikahan kita? Apa aku membuat kesalahan saat mengucap janji?"
Senyum tulus Romeo mengembang menatap istrinya, sudah lama ia tidak mendengar Sydney berbicara selembut ini kepadanya. "Semua berjalan dengan sempurna seperti yang kita rencanakan."
"Benarkah? Kau tidak sedang berbohong untuk menutupi kesalahanku, bukan?"
Sorot mata Sydney menatapnya penuh kehangatan dan cinta yang menggebu, wanita ini seakan kembali menjadi Anaraya, kekasih yang mencintainya.
"Setelah keluar dari rumah sakit, aku akan memperlihatkan video pernikahan kita," ujar Romeo membuat Sydney tersenyum senang.
"Seperti apa gaun yang aku pilih?" tanyanya lagi tampak antusias sekaligus penasaran, meski begitu Romeo senang menanggapinya.
"Hm," gumam Romeo berusaha untuk memilih kata yang tepat, "Gaun pilihanku yang kau desain sendiri, kau mengingatnya? Hari itu kau tampak sangat cantik ketika mengenakannya."
Sydney mengingat gaunnya, tetapi ia tidak mengingat pernikahan mereka. Sejujurnya ia merasa bersalah pada Romeo karena tidak mengingatnya.
"Aku harap aku tidak membuat kesalahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Luigene: SECRET SENTINEL
Romance[COMPLETED] Kisah ini diambil dari surat-surat milik mantan Putri Mahkota Inggris, Sydney Anaraya dalam buku hariannya. Hingga saat ini tak ada yang tahu pasti keberadaan Putri Sydney setelah surat terakhirnya yang tak pernah selesai-meninggalkan n...