Penggalan XVII.

3.3K 285 10
                                    

          Faktanya Romeo tidak benar-benar menelantarkan Sydney. Meski pertemuan terakhir mereka diakhiri dengan pertikaian kecil yang kurang menyenangkan, tetapi Romeo tidak benar-benar tega dan melepaskan tanggung jawabnya begitu saja. Tanpa sepengetahuan Sydney, pria itu selalu menjaganya, memastikan keamanannya.

"Bagaimana perkembangannya hari ini?" tanya Romeo pada Armand setelah menugaskan beberapa orang kepercayaannya di Inggris untuk mengawasi Sydney.

Mengingat bagaimana kondisi perempuan itu saat terakhir Romeo melihatnya, tak dipungkiri, ia mengkhawatirkannya.

"Putri Sydney masih mengurung diri, tampak enggan keluar dari apartemennya dalam waktu dekat."

Ini sudah hari keempat sejak kepergian Romeo dari Inggris. Dan Sydney masih mengurung dirinya di dalam apartemen.

"Apa dia sudah tidak ingin hidup lagi?" gumam Romeo kecil yang masih bisa didengar oleh Armand. "Terus awasi dan jangan sampai dia melakukan hal yang bodoh. Pastikan jika dia baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu yang aneh segera laporkan kepadaku."

Armand mengangguk mengiyakan. Mungkin satu-satunya saksi hidup yang bisa memberitahu dunia akan seberapa besar cinta Romeo adalah Armand.

Dunia mungkin berpikir bahwa Romeo yang angkuh telah mencampakkan tunangannya. Faktanya, tanpa sepengetahuan Sydney sendiri, pria itu selalu menjaganya.

Pria itu sudah melakukan terlalu banyak hal untuk Sydney. Bahkan saat bersama Eleanore, pria itu tidak seperti ini.

Sejujurnya, Armand masih tak menyangka jika Sydney benar-benar mengkhianati Romeo.

Melihat semua kejadian ini membuat Armand berpikir bahwa akan berkali lipat lebih baik jika Romeo kembali bersama Eleanore. Setidaknya Eleanore tidak pernah mengkhianati atasannya itu.

"Yang Mulia, pernikahan Anda hanya satu minggu lagi. Putri Sydney seharusnya sudah berada di Rusia untuk melakukan fitting dan beberapa persiapan lainnya."

"Biarkan saja." Sejak awal memang Romeo yang lebih banyak mengurus persiapan pernikahan mereka. Meskis sekarang Sydney lepas tangan pun, Romeo tetap bisa melakukannya. "Lanjutkan persiapan pernikahan seperti biasa."

Walau Romeo terlihat begitu tenang dan tak terusik, Armand tetap merasa prihatin kepada pria itu.

Entah apakah itu keberuntungan atau kutukan untuknya.

Romeo yang dikenal dengan kejam dan bengis sebenarnya adalah sosok yang sangat baik, hanya saja pria itu tak pandai memperlihatkannya.

Armand mengenal Romeo dengan cukup baik. Pria itu tak sepantasnya mendapatkan perkhianatan seperti ini. Jika saja orang itu bukan Sydney, mungkin tanpa berpikir dua kali Romeo akan melubangi kepalanya dengan tongkat golf.

Baru saja Armand akan pamit keluar, walkie talkie-nya berbunyi menerima laporan masuk dari bawahannya.

"Pangeran Edward baru saja mengunjungi Putri Sydney."

"Yang Mulia–"

"Aku sudah mendengarnya."

Cepat atau Edward memang akan mengunjungi putrinya untuk membicarakan masalah ini. Romeo hanya berharap jika pria itu tidak terlalu keras terhadap Sydney.

Entah apa hasil dari pembicaraan ayah dan anak itu.

────── Dear, Luigene ⋆ ──────

Suara bel apartemen yang ditekan terus menerus membuat Sydney mau tak mau membukakan pintu, menyambut kedatangan seorang pria tua yang sangat familiar untuknya.

Dear, Luigene: SECRET SENTINELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang