Penggalan V.

5.6K 441 9
                                    

Unit apartemen yang berada di depan apartemen Sydney memang sudah lama tak berpenghuni tetapi hari ini sejak pagi banyak petugas furniture yang datang untuk mengisi apartemen tersebut.

Hal itu membuat Sydney sedikit antusias karena artinya ia akan segera memiliki tetangga.

Setelah memastikan jika benar apartemen di seberangnya sekarang sudah memiliki penghuni baru, Sydney segera masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil beberapa makanan yang kemarin sempat dimasak oleh Romeo.

Terdapat beberapa box yang terekat sempurna di depan apartemen tetangga itu menandakan bahwa ia belum selesai menyusun barang-barangnya, mungkin makanan pemberian Sydney akan sangat membantunya.

Sydney menekan bell dengan antusias, menebak seperti apa rupa tetangganya ketika pintu terbuka.

Seketika pintu terbuka mulut Sydney justru menganga terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang.

"Lujin?" heran Sydney berharap ia tak salah melihat, "Sedang apa di sini?"

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya?" Pria itu balik bertanya.

"Aku melihat jika seseorang baru pindah kemari, aku berpikir untuk menyapa–wait, kau tetangga baruku?"

"Harganya bagus, aku tidak memiliki pilihan lain."

"Indeed! Ini gila, sekarang kita menjadi tetangga!" Sydney tampak antusias, ia bahkan melompat kecil.

Luigene hanya tersenyum kecil, pandangannya beralih pada sebuah kotak makanan besar yang sedang Sydney pegang.

"Kau mau masuk?" tanya Luigene, perlu dicatat bahwa ia tidak menawarkan, ia hanya bertanya.

"Boleh?"

"Tidak."

Tak menggubris penolakan Luigene, perempuan itu justru menerobos masuk.

"Aku membawakanmu makanan, aku tidak sempat memasak, kemarin tunanganku datang dan memasak ini."

"Kau memberikanku makanan sisa?"

"Ini stock makananku yang belum tersentuh."

Luigene mengangguk mengerti, syukurlah seseorang memberikannya makanan karena Luigene tak sempat untuk membelinya lagi karena harus membersihkan kediaman barunya.

"Kenapa kau tidak pergi ke cafe?" tanya Luigene menyadari jika Sydney berada di sini maka perempuan itu tak berada di cafe.

"Kau juga tidak pergi ke cafe."

"Aku sedang sibuk pindahan."

"Mungkin kita berjodoh," canda Sydney yang tanpa disadari membuat keduanya terdiam sesaat. Wajah Luigene bahkan sedikit memerah dan terbatuk canggung.

"Aku akan membantumu membersihkan apartemen ini, but first, kita bisa makan karena aku lapar." Sydney segera membuka kotak makanannya di atas meja makan sekaligus menghilangkan kecanggungan mereka.

Jika tetangganya bukan Luigene mungkin Sydney tidak akan sejauh ini tetapi karena ini Luigene... pria itu sudah seperti teman bagi Sydney.

Meski usia mereka terpaut sepuluh tahun tetapi Luigene masih bisa berteman baik dengan Sydney, ditambah pria itu humoris dan asik meski sedikit aneh.

"Tetangga yang sangat tidak tau malu..." gumam Luigene, ia mengambil dua pasang alat makan dan piring.

Sydney segera mengambil alih piring tersebut dan mengisi piring milik Luigene. "Tidak ada racun di dalamnya, makanlah," ujar Sydney lagi ketika Luigene hanya memandangi makanannya.

Dear, Luigene: SECRET SENTINELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang