11. Out

26.5K 2.3K 56
                                    

"Aish, jinja." Lisa memegang tengkuknya yang terasa sangat pegal. Dan baru dia sadari ternyata semalaman dia tertidur di pelukan Jisoo dengan posisi terduduk. Kakaknya itu bahkan juga tertidur dengan posisi yang Lisa prediksi akan lebih menyakiti badannya.

Lisa melepaskan diri dari pelukan sang kakak, lalu mendapati sekarang sudah jam 6 pagi. Dengan berat hati dia harus membangunkan Jisoo karena kakaknya itu harus pergi ke kantor, dan dirinya juga ada kelas pagi hari ini.

"Unnie, bangunlah. Sudah pagi," tak membutuhlan waktu lama untuk membangunkan Jisoo. Karena kakaknya itu langsung membuka matanya yang tampak lelah.

"Omo! Aku ketiduran," Jisoo menepuk dahinya saat melihat layar televisi masih menyala.

"Bersiaplah untuk ke kantor. Aku juga akan mandi,"

Dengan rasa kantuk yang masih tersisa, Jisoo mengangguk dan berjalan keluar dari kamar Lisa. Saat Jiaoo baru saja menutup kembali kamar adik bungsunya, dia dikejutkan dengan Jennie yang juga sama terkejutnya.

"U-Unnie, kau dari dalam?" dapat Jisoo lihat ada kegugupan di mata Jennie. Jisoo tahu, Jennie kemari untuk menemui Lisa, karena setahunya kemarin Jennie tidak berbicara apapun pada Lisa setelah kejadian di pantai itu.

"Hm, aku dan Lisa ketiduran saat menonton film." Ucap Jisoo sambil memijat lehernya yang pegal bukan main.

"Kau ingin menemuinya? Mungkin dia sedang mandi," Jisoo melanjutkan ucapannya karena Jennie tak membalas ucapan sebelumnya.

"Tidak apa-apa. Aku harus berbicara dengannya atau dia akan salah paham." Ujar Jennie. Lisa orang yang perasa, pasti dia akan langsung berpikir jika Jennie mendiamkannya.

"Eoh, bicaralah. Aku mau bersiap-siap dulu." Ucap Jisoo dengan sesekali menguap.

"Mandilah dengan air hangat,"

Jisoo mengangguk saja lalu pergi menuju kamarnya yang tidak jauh dari sana. Juga Jennie yang berjalan masuk ke kamar Lisa.

Jisoo benar. Lisa sedang mandi karena saat Jennie masuk, suara gemercik air langsung tertangkap oleh telinganya.

Alhasil gadis itu memilih membuka lemari pakaian Lisa. Mengambil pakaian adiknya yang cocok untuk musim dingin seperti ini. Menyusunnya di atas ranjang agar Lisa langsung bisa memakainya.

"Jennie Unnie?" Lisa terkejut ketika keluar dari kamar mandi dan mendapati kakak keduanya sedang duduk santai di atas ranjang.

"Kenakan pakaianmu dulu. Kita harus bicara," Lisa mengangguk dan mengenakan jeans panjang, kaos putih, serta kemeja oversizenya. Mengabaikan hoodie dan mantelnya karena Lisa belum butuh itu.

"Ada apa, Unnie?" tanya Lisa setelah selesai mengenakan pakaian.

"Mian," Lisa mengerjit karena suara Jennie yang lirih dan saat kakaknya mengatakan hal itu, kepalanya justru menunduk. Tidak memandang Lisa sama sekali. Padahal Lisa duduk di sampingnya.

"Kenapa minta maaf? Kau tidak berbuat salah apapun padaku,"

Jennie semakin menunduk, dan Lisa dapat mendengar isakan kakaknya yang perlahan muncul.

"Unnie, kau menangis? Kenapa?" Lisa memegang wajah kakaknya. Memaksa Jennie untuk memandang kearahnya.

"A-Aku... A-Aku seharusnya... Melarangmu untuk berlatih dance,"

Ada secerca amarah yang tiba-tiba timbul di diri Lisa hingga wajahnya berangsur memerah. Jika kalian tanya seberapa penting dance untuk Lisa, Lisa akan dengan lantang menjawab jika dance adalah separuh jantungnya. Dan kini, Lisa harus dengan sukarela meninggalkan hal yang dia sangat senangi seumur hidupnya itu.

Blood Ties ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang