Udara pagi ini sangat sejuk. Beberapa kendaraan hilir mudik di jalanan Seoul yang lebar. Tapi belum terlalu ramai karena ini masih sangat pagi untuk beraktivitas. Terlebih sekarang weekend. Banyak orang yang memilih bermalas-malasan di atas kasur sebelum menghadapi hari senin yang melelahkan.
Sesuai rencana Yonha, dia membawa istri dan anak-anaknya liburan. Walaupun hanya di pantai tapi Yonha merasa sangat senang bisa meluangkan waktu untuk keluarganya.
Ada 4 mobil milik Yonha yang jalan beriringan. Yonha dengan istrinya, Jennie dengan Chaeyoung, Jisoo dengan Lisa, dan di mobil terakhir ada beberapa bodyguard.
"Ah, sesampainya di pantai nanti aku akan berteriak kencang." Ujar Jennie sambil menyandar pada bangku.
"Orang-orang akan menganggapmu gila," Chaeyoung terkekeh membayangkan Jennie yang berteriak di tengah banyak orang. Betapa konyol kakanya itu.
"Kau tidak tau? Appa menyewa pantai yang akan kita datangi ini."
Mulut Chaeyoung terbuka lebar. Tidak menyangka ayahnya menyewa pantai untuk mereka berlibur.
"Jeongmal? Wah, ternyata Appa sangat kaya ya?Jennie menjitak kesal kepala adiknya. Chaeyoung ini memang kalem, tapi terkadang bisa bertingkah konyol seperti sekarang ini.
"Kau pikir kau hidup dengan uang siapa?" tanya Jennie yang mengundang kekehan Chaeyoung.
"Kim Yonha,"
"Heish!" Jennie mendelik kesal, melemparkan pandangannya ke luar jendela mobil. Mengabaikan tangan Chaeyoung yang bergelayut manja di lengannya.
.....
Jisoo memandang Lisa yang tertidur dengan kepala tertutup tudung hoodienya. Tampaknya si bungsu Kim itu sangat mengantuk, bahkan tadi dia sangat sulit dibangunkan. Jisoo dapat menebak, pasti karena latihan dance yang dijalani adiknya itu membuat Lisa kelelahan.
Sudut bibir Jisoo tertarik ketika melihat Lisa menggeliat. Membuka matanya dan langsung mendapati Jisoo sedang memperhatikannya.
"Kau tampak lelah. Tidurlah lagi," ujar Jisoo lembut.
"Sepertinya sebentar lagi akan sampai." Lisa melihat sekitar jalanan yang dia lewati melalui jendela mobil.
"Iya,"
Lisa tak menyahut kembali. Dia memilih membuka tudung hoodienya. Hendak meraih topi yang ada di tasnya. Tapi tangan Jisoo yang tiba-tiba menyentuh wajahnya menghentikan niat Lisa.
"Kau kepanasan? Kurasa AC nya sangat dingin,"
Setelah mendengar ucapan Jisoo, Lisa menyentuh keningnya. Dia baru sadar berkeringat lumayan banyak, padahal dia kedinginan.
"Ani, ini keringat dingin. Kau sakit?" tanya Jisoo cemas.
Lisa menggeleng cepat. Dia tak merasakan sakit apapun, hanya saja tubuhnya lelah karena efek latihan kemarin. Cepat-cepat gadis itu mengambil beberapa lembar tissue yang tersedia di dalam mobil, dan mengusap keringatnya hingga tak tersisa.
"Apa yang kau rasakan, eoh? Apa kita kembali ke rumah saja?" Jisoo berujar panik.
"Aniyo. Aku tidak apa-apa, eonni. Tenanglah," Lisa tertawa kecil, berharap kecemasan Jisoo segera hilang.
"Tapi--"
"Lihatlah, kita sudah sampai!" Lisa berseru gembira melihat mobil yang dia naikin bersama Jisoo mulai memasuki area parkir pantai.
Jisoo tak bisa mencegah adiknya keluar tadi mobil dan berlari sendirian menuju tengah pantai. Melihat tawa itu, beban di kepala Jisoo seperti terangkat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Ties ✔
FanfictionSeberapapun jarak yang akan menghalangi mereka, mereka tetaplah saudara sedarah. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun. "Maafkan aku." - Kim Jisoo/Jisoo Kim "Aku menyayangi kalian." - Kim Jennie/Jennie Kim "Aku iri." - Kim Cha...