26. Jisoo's Birthday

19.3K 1.9K 159
                                    

Lisa melepas kemeja oversizenya tak sabaran. Lalu menggigit kemeja yang sudah dia gulung itu. Menahan erangan di dalam salah satu bilik toilet. Menahan dengan sangat rasa sakit yang menghujami area jantungnya.

Gadis itu menangis ditengah rasa sakitnya. Meringkuk di samping closet bagaikan anak yang kehilangan orangtuanya dan tak tau arah jalan pulang. Lisa ingin berteriak menyalurkan rasa sakitnya, tapi dia tidak bisa. Dia tidak mau membuat semua orang khawatir. Biarkan saja mereka cukup mengkhawatirkan Jisoo saat ini. Lisa tidak ingin menambah beban orang-orang tersayangnya.

"Ini tidak seberapa, Lisa-ya. Kau bisa menahannya." Batin Lisa berteraik menyemangati. Walaupun wajahnya sudah dipenuhi keringat dan terlihat tidak baik-baik saja tapi Lisa percaya dia akan melewati kesakitan ini tanpa memberitahu siapapun.

"Cukup nikmati rasa sakitnya dan kau akan melewatinya dengan mudah," gumang Lisa dalam hati, lalu menggigit kemejanya lebih kuat ketika jantung itu semakin terasa sakit.

.....

Jennie mengusap kasar air matanya ketika melihat pergerakan dari mata Jisoo. Begitupun dengan Chaeyoung yang mulai menampakkan senyuman sumringah.

"Unnie, kau sadar?" tanya Chaeyoung penuh dengan kelegaan yang luar biasa.

"Aku dimana?" tanya Jisoo lirih, lalu meringis ketika merasakan perih di perutnya.

"Jangan terlalu banyak bergerak. Sekarang kau ada di rumah sakit," ujar Yonha mengusap kepala anak sulungnya.

Jisoo terdiam. Mengabaikan perutnya yang semakin terasa nyeri karena mungkin efek obat yang diberikan mulai berkurang. Dia tidak menyangka akan mendapatkan tusukan di perutnya oleh orang asing. Setahunya, dia tidak memiliki musuh. Tapi..

Jisoo mendesis. Apa ini ulang mantan kekasihnya? Jika pemikiran Jisoo benar, maka dia sendiri yang akan menghancurkan hidup pria itu hingga ke akar-akarnya.

Pandangan Jisoo bergulir. Menangkap satu-persatu wajah cemas yang mengelilinginya. Dan dia bernapas lega karena tak menemukan Lisa di antara mereka.

"Jangan beritahu Lisa dulu." Ujar Jisoo langsung membuat semua orang menunduk.

"Lisa sudah tau," sontak mendengar ucapan Chaeyoung, Jisoo terbelalak kaget.

"Dimana dia sekarang?" tanya Jisoo panik, dan saat dia hendak bangun tangan jennie menahannya.

"Tenanglah, Lisa sedang ke toilet." Ucap Jennie.

"Dan kalian percaya?"

Chaeyoung yang lebih dulu tanggap. Lalu perlahan wajahnya berubah menjadi panik kembali. Kenapa dia tidak bisa berpikir seperti Jisoo. Adiknya itu selalu menyembunyikan kesakitannya dengan alasan apapun. Dan kejadian ini tidak mungkin membuat jantung Lisa baik-baik saja.

"Aku akan menyusulnya." Secepat kilat Chaeyoung berlari keluar dari ruang UGD itu. Menabrak beberapa orang di lorong rumah sakit. Pikirannya hanya tertuju pada Lisa.

"Chaeyoung-ah?" Lisa baru membuka pintu toilet, dan terheran mendapati Chaeyoung dengan napas terengah.

Kebingungannya bertambah dua kali lipat ketika Chaeyoung memegang wajahnya.
"Neo gwenchana?"

Lisa mengangguk dan tersenyum. Lalu meraih tubuh Chaeyoung dan memeluknya lembut. Pelukan ini, rasanya dapat menenangkan Lisa yang sedang merasakan sesak di dadanya.

.....

Jisoo menghembuskan napasnya kasar. Ini sudah lebih dari tengah malam, tapi gadis itu sama sekali tidak bisa tidur. Lantas melihat sepasang orangtuanya yang terlelap di dua sofa ruang rawat itu.

Blood Ties ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang