33. Prepare

15.9K 2K 115
                                    

Sepuluh menit Chaeyoung keluar dari kelasnya, sepuluh menit pula dia berusaha menghubungi Lisa namun kembarannya itu tak menjawab sekalipun. Padahal setahu Chaeyoung, jam Lisa sama dengannya dan itu artinya mereka keluar di waktu yang sama.

Merasa khawatir, Chaeyoung berjalan kearah kelas Lisa yang ada di ujung lantai 6 itu. Terkaget saat dia sampai ternyata kelas itu masih belum selesai.

Gadis berambut blonde itu mendengus kesal, dan ketika berbalik Chaeyoung tidak sengaja menabrak dada pidang seorang pria.

"Ah, mianhae." Chaeyoung menunduk sejenak.

"Kau sedang menunggu Lisa juga?" Chaeyoung mengerjit. Dia pernah mendengar suara itu. Dan benar saja. Saat dia mendongak, wajah senior Lisa yang juga memiliki rambut blonde sepertinya sedang tersenyum cerah.

"Juga?"

Jimin meringis. Mengusap tengkuknya yang tiba-tiba merinding ketika Chaeyoung menatapnya dengan begitu tajam.

"Aku ingin mengajaknya kembali ke club dance. Mereka sedang membutuhkan Lisa. Sulit mendapat penggantinya," ujar Jimin dengan wajah memelas. Berharap gadis di hadapannya itu tidak menatapnya tajam seperti elang yang ingin memangsa santapannya.

Berbading terbalik dengan keinginan Jimin. Chaeyoung justru terlihat marah dan mendorong bahunya kuat, bahkan Jimin sampai memundurkan langkahnya.

"Lisa tidak membutuhkan club itu. Jadi berhenti membujuknya untuk kembali." Ucap Chaeyoung geram.

Sejak Chaeyoung tahu, menari adalah faktor utama jantung Lisa kembali melemah, dirinya sangat membenci kegiatan itu. Bahkan orang-orang yang kini masih membujuk kembarannya untuk kembali ke club tari.

"Oh, c'mon. Kenapa kau harus berlebihan seperti ini? Aku hanya ingin mengajaknya menari, bukan ke alam baka." Ujar Jimin kesal karena Chaeyoung berlaku kasar padanya.

Bertambah marah, Chaeyoung menarik ujung kemeja yang dikenakan Jimin. Membuat lelaki itu harus pasrah mengikuti kemana langkah Chaeyoung.

Hingga mereka tiba di depan gudang lantai 6 itu. Chaeyoung melepas kemejanya. Kembali menatap tajam Jimin, benar-benar tak menyukainya.

"Kau tau kan sedang berhadapan dengan siapa?" tanya Chaeyoung angkuh, melipat kedua lengannya di bawah dada.

Melihat tingkah Chaeyoung, Jimin menghembuskan napas.
"Nona, sepertinya aku salah sempat menyukaimu."

"Nde, kau salah. Dan jangan pernah sentuh adikku lagi,"

Ketika hendak meninggalkan Jimin, namun lelaki dengan tinggi tak seberapa itu mencekal lengannya. Membuat Chaeyoung harus mengurungkan niatnya untuk berjalan menuju kelas Lisa.

"Apa alasannya? Apa alasan yang membuat kau tidak mau Lisa nergabung kembali ke club dance?" tanya Jimin penasaran. Karena Jimin sangat tahu jika impian Lisa adalah menjadi dancer terkenal. Dan menari adalah sebagian jiwa gadis itu. Jimim sulit untuk percaya jika Lisa dengam gampangnya melepas sebagian jiwanya.

"Bukan urusanmu."

"Jika kau tidak mau memberitahu ku, maka aku akan terus memaksa Lisa bergabung kembali bersama kami."

Chaeyoung terdiam. Begitupun dengan Jimin. Hingga satu menit berlalu, cekalan tangan Jimin mulai merenggang dan Chaeyoung kembali sanggup bicara.

"Menari bisa membuat adikku pergi dariku." Ujar Chaeyoung serak.

"Mwoya?" tanya Jimin bingung. Menatap wajah sendu Chaeyoung saat ini.

"Lisa... Jantungnya bermasalah."

Blood Ties ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang