32. Competition?

17.8K 1.8K 125
                                    

"Chaeng?" kepala Lisa menyembul kedalam kamar Chaeyoung. Tapi dia tidak mendapati saudara kembarnya itu disana.

"Chaeng-ah?" Lisa melangkah masuk. Tapi sekali lagi tidak mendapat sahutan. Kemana sebenarnya Chaeyoung? Ini sudah menjelang malam, tidak mungkin jika Chaeyoung ada di luar.

Ketika mendengar percikan air dari arah kamar mandi, Lisa memilih duduk di pinggir ranjang Chaeyoung karena yakin saudara kembarnya itu sedang ada di dalam sana.

Lisa mendesah kesal. Chaeyoung gemar sekali mandi di malam hari. Padahal kebiasaan itu kurang baik untuk kesehatannya.

Merasa mulai bosan karena Chaeyoung terlalu lama. Lisa memainkan lampu tidur yang ada di meja nakas Chaeyoung. Kemudian, saat sudah menghabiskan 3 menitnya pada lampu tidur itu, Lisa mengalihkan perhatiannya pada brosur di atas meja yang sama.

Meraih lalu membacanya dengan fokus. Dan dia mengangguk paham ketika mengetahui isi dari brosur itu.

Lisa juga dapat melihat ada formulir pendaftaran yang masih kosong di dalam brosur lipat itu. Merasa heran karena waktu pendaftaran ditutup hari esok tapi Chaeyoung belum juga mengumpulkannya, bahkan belum mengisinya sama sekali.

Terlalu larut dalam menghayati formulir dan brosur itu, Lisa sampai terkejut ketika bibir hangat Chaeyoung menyentuh pipinya.

"Apakah aku membuatmu terkejut?" tanya Chaeyoung khawatir ketika Lisa merespon kecupannya dengan tersentak kaget.

"Aniyo, gwenchana."

Lalu, Lisa menunjukkan formulir dan brosur yang dibacanya barusan. Membuat Chaeyoung mendesah sebal dan duduk di samping Lisa.

"Aku tidak berminat." Jawab Chaeyoung singkat.

"Wae? Ini bisa menjadi jembatanmu untuk meraih apa yang kau mau,"

"Entahlah. Untuk saat ini aku tidak ingin mengikutinya," karena mana mungkin aku bisa menggapai cita-citaku, sedangkan kau tidak. Itu menyakitkan.

Chaeyoung bergumang dalam hati. Memandang kedepan dengan tatapan kosong. Jika keadaannya berbeda. Lisa tidak sakit dan bisa meraih impiannya, mungkin saat ini Chaeyoung juga sedang berlatih mati-matian untuk kompetisi itu.

"Ayo lakukan bersama."

Chaeyoung tersentak ketika Lisa merangkulnya erat.
"Mwo?"

"Lakukan kompetisi ini bersamaku."

"Aniyo. Kau akan kelelahan." Chaeyoung bangkit. Meraih cream malamnya dan mengoleskan benda itu ke wajahnya.

"Tidak akan. Kompetisi itu hanya mengcover lagu. Jadi kita bisa berlatih dengan santai. Juga sedikit menambahkan tarian untuk pemanis." Ujar Lisa.

"Aniyo--"

"Benar kata Lisa, Chaeyoung-ah. Lakukanlah kompetisi itu." Jennie berujar ketika melangkah masuk ke kamar Chaeyoung bersama Jisoo. Dia dan kakaknya memang tidak sengaja mendengar pembicaraan kedua adiknya.

"Ne! Dan kami akan mendukung kalian!" Jisoo berseru membuat Jennie dan Lisa terkekeh.

"Tapi Lisa--"

"Nan gwenchana. Percaya padaku." Ujar Lisa meyakinkan.

Chaeyoung menghela napas. Dan akhirnya menganggukkan kepala dengan pasrah. Membuat Lisa berseru senang dan berhamburan memeluk Chaeyoung.

.....

Jisoo menutup pintu kamar Chaeyoung ketika kedua adiknya sudah benar-benar tertidur. Bersandar disana dan menatap Jennie yang membelakanginya.

Blood Ties ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang