Baru setengah jam Chaeyoung pergi dari ruangannya, kini Dokter Choi harus kembali dibuat pusing oleh kakak Lisa lagi. Kali ini Jennie yang datang, dengan wajah datarnya dia menerobos masuk tanpa ijin. Menatapnya seakan Dokter Choi ini adalah santapan untuk Jennie.
"Periksa jantungku. Jika cocok, berikan pada Lisa." Ucap Jennie tak terbantahkan.
"Nona Jennie--"
"Kau masih mau menjadi Dokter kan?"
Dokter Choi hanya bisa menghela napas berat. Kenapa anak-anak Kim Yonha sangat mengerikan walaupun hanya dengan kata-kata?
"Nona Jennie kita perlu bicara. Sebenarnya..."
Dokter Choi menggantungkan kalimatnya. Dia ingin bicara jika ada orang yang berniat mendonorkan jantungnya untuk Lisa. Tapi tidak mungkin Dokter Choi membocorkan informasi mengenai Chaeyoung, karena gadis itu sudah melarang. Lagipula, tes yang dilakukan belum tentu cocok. Belum positif untuk Lisa mendapatkan pendonor.
"Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan, cepat tes aku."
Dengan berat hati Dokter Choi akhirnya bangkit. Entah apa yang terjadi kedepannya sudah membuat lelaki itu pusing bukan main.
.....
Tubuh kurus itu berbaring di kursi panjang taman kampus. Menatap matahari sore yang akan tenggelam. Dengan tangan kanan yang dia letakkan di dada kirinya. Merasakan detakan jantung yang bisa saja berhenti mendadak kapanpun itu.
Mata Lisa menyipit ketika terlalu silau dengan cahaya matahari. Lalu tersenyum entah apa penyebabnya. Padahal, Lisa tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Rasa nyeri di dadanya sudah ditahan hampir satu jam lamanya.
Dia hanya sesekali meminum air putih, berharap sakitnya mereda. Karena dengan bodoh, Lisa melempar obatnya entah kemana saat di rumah tadi. Jika kakak-kakaknya tau, matilah Lisa karena kecerobohannya.
"Apakah tidur disini lebih nyaman, dibandingkan mansion mewahmu?"
Wajah Jungkook sudah ada di pandangan mata Lisa. Karena dengan seenaknya, lelaki itu menghalangi cahaya matahari yang menyorot wajah Lisa.
"Mungkin," Jawab Lisa enggan berucap terlalu panjang. Napasnya mulai sesak sekarang.
"Kau tidak pulang?"
"Tidak."
Jungkook menghela napas, lalu berjongkok dan memandangi wajah Lisa yang terpancar sinar matahari sore. Sangat indah.
"Kau tau? Rose tidak masuk hari ini," ucapan Jungkook seketika membuat Lisa menoleh. Dan kini wajah mereka sangatlah dekat. Membuat jantung Jungkook rasanya sedang berdisko.
"Jeongmal?"
Jungkook mengangguk saja. Bayangkan jika wajah orang yang kau sukai sangat dekat denganmu. Akan sangat sulit untuk berpikir jernih sekarang.
Sedangkan Lisa, dia sedang bertanya-tanya kemana perginya Chaeyoung. Gadis itu tidak pernah membolos kecuali ada urusan yang mendesak. Lagi pula semalam saat Lisa mengajaknya berangkat bersama, Chaeyoung menolak dengan alasan ada kelas pagi.
"Jungkook,"
"Hm?"
"Bisa antarkan aku pulang?"
.....
Jennie mendesah lega ketika proses pemeriksaan jantungnya selesai. Sambil mengenakan blazernya di koridor rumah sakit, dia tersenyum tipis. Apapun akan dia lakukan untuk Lisa. Apapun, agar adiknya tidak tersiksa dengan kesakitannya. Jika Lisa sakit, Jennie akan lebih sakit menyaksikannya tanpa bisa berbuat apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Ties ✔
FanfictionSeberapapun jarak yang akan menghalangi mereka, mereka tetaplah saudara sedarah. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun. "Maafkan aku." - Kim Jisoo/Jisoo Kim "Aku menyayangi kalian." - Kim Jennie/Jennie Kim "Aku iri." - Kim Cha...