Ketika menyusuri koridor sekolah baru, banyak sepasang mata menatap penuh puja ke arah Elisya. Dalam hatinya ingin rasanya ia guling-guling karena banyak yang memuji dirinya.
'Ganteng banget,,'
='Emang ganteng banget ya gua?''Dilan KW'
='Gak mau ah jadi Dilan, mending jadi Milea.''Kek opa-opa korea,,'
='Gak mau ah gua kek opa-opa Korea, maunya kek oma-oma Korea. Emang ada ya oma-oma Korea?''Dedek gak kuat bang,,'
='Bang bang, emang gua abang lu apa?!''Itu Putra ya kelas IPA II?"
='Bukan! Gua Putri versi laki. ''Tumben si Putra berangkat pagi?'
='Emang bang Putra suka datang telat ya?'Banyak banget pujian yang dilontarkan kaum hawa disekolah ini, sementara Elisya hanya memutar bola mata malas. Walaupun dalam hatinya serasa disko.
Tiba-tiba ada perempuan dengan seragam ketat datang dan langsung mengapit tangan Elisya dengan manja. Njir,, kaget gua.
"Bef Putra tumben berangkat pagi, pasti kangen eneng ya?" kata-nya dengan bergelayut di tangan kiri Elisya.
Buset nih cabe asal-nya dari mana sih? Baju ketat, rok di atas lutut 10 cm, bibir merah banget kek abis disengat tawon, dan rambut kek comberang warna unggu. Unggu kan warna janda. Batin Elisya memandang aneh perempuan itu. Baru saja ia menginjak kaki disekolah ini, sudah ada perempuan kurang bahan saja. Selama ia sekolah di Medan, baru kali ini ia menemui perempuan seperti itu.
"Ishhh,," Elisya yang merasa risih langsung melepaskan tangan perempuan itu dari lengannya.
"Woi Put,"
Elisya mengedarkan pandangannya melihat siapa yang memanggilnya tadi. Terdapat 3 pria yang sedang berjalan mendekat kearahnya.
"Ehh Lis, lo jauh-jauh deh." usir salah satu dari mereka yang kerap kali disapa dengan nama Dio.
"Apa lo?! Yang ada lo yang pergi, gua mau sama bef Putra," bukan malah pergi si perempuan itu malah menatatap garang mereka.
"Bef, bef! Pala lu bef!" Tukas pria disamping Dio dengan penampilan acak-acakan dari Dio. Dia adalah Nathan, cowok absurd dan receh.
Elisya memandang mereka bertiga dengan tatapan bingung, namun perhatiannya tidak teralihkan menatap pria yang sedari tadi hanya diam dengan menatap datar. Elisya menduga bahwa pria itu paling pinter dari dua temannya itu. Melihat pakaian pria itu begitu rapi.
Lebih baik ia pergi dari sini, lagi pula ia tidak mengenal mereka semua. Mungkin saja mereka temannya Putra.
Dia yang memang tidak tau ruang kepala sekolah, memutuskan langsung bertanya ke salah satu perempuan yang lewat.
"Permisi, gue mau nanya. Ruang kepala sekolah itu sebelah mana ya?" Elisya bertanya dengan sedikit menunduk, karena perempuan itu jauh lebih pendek darinya.
Perempuan yang Elisya tanyai sempat terkejut terheran-heran ketika melihat kehadiran Elisya. Gadis itu shock disamperin oleh most wanted idola para cewek-cewek. Tentu saja ia gugup.
Melihat perempuan itu hanya diam sambil memandanginya, Elisya berniat untuk menepuk pundaknya. “Woi!”
Namun sepertinya Elisya tidak sengaja membuat perempuan itu kaget.
"Astagfirullah,," desis perempuan itu dengan memegang dada.",,ma-maaf." lanjutnya seraya menundukkan kepalanya.
"Hm," Elisya hanya memutar bola malas. Apa dirinya setampan itu sampai membuat para gadis melamun memandangnya penuh kekaguman? Ia rasa ia tidak setampan itu, lagi pula ia perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
HumorMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...