"Gua gak pa-pa, jangan khawatir gitu. Muka lu itu udah datar, di tambah khawatir, nambah kek tembok."
Lelaki di depannya masih saja bungkam, dengan tangan terus mengobati menyumbat darah itu agar tidak keluar lagi sebisa mungkin.
"Tenang aja, itu hanya luka kecil dan gua gak bakal mati karena luka itu." lelaki itu memberhentikan pekerjaannya, menatap tajam gadis di depannya.
"Luka kecil kata lo?! Luka kecil mana yang daranya brembes keluar dengan banyak?! Luka kecil mana yang membuat muka lo jadi pucat?! Gua kan dah bilang, lo gak usah ikut dalam tawuran! Kalau sudah gini, gua yang susah!" gadis itu tertegun menatap kilatan marah cowok itu.
"Mangkanya jangan keras kepala jadi cewek 'El! Ini juga Nathan mana?!" sambung Rifqi.
"Bos ikat lukanya agar darahnya menyumbat," saran dari Dio yang hanya dibalas angukan kepala Rifqi.
Rifqi tak mengucapkan apa-apa, tapi kegiatan cowok itu melepaskan slayer yang mengikat lengan kirinya.
Elisya yang melihat itu sontak membulatkan mata. Bagaimana tidak? Slayer kebanggaan mereka menjadi korban? Demi luka yang disebabkan kecerobohannya? Ia gak bisa membiarkan itu.
"Lo mau ngapain? Gak-gak jangan pakai slayer kebanggaan lo. Gua gak mau! Mending pakai apa gitu," tukas Elisya lemah matanya melotot ke arah Rifqi.
Rifqi kebingungan. Lalu harus menggunakan apa ia untuk mengikat luka itu? Otak nya mendadak jadi buntuh.
Cowok itu memutuskan melepaskan jaket denim yang melekat di tubuh tegapnya, lalu mau mengikat luka itu dengan jaketnya.
"Jangan menggunakan jaket bos, kain jaket itu susah nyerap darah. Lagian jaket itu berbahan sedikit kasar, takutnya mengakibatkan gesekan antar kulit dan menimbulkan luka lagi," sarkas Rio memberi arahan.
"Argggg!! Terus gua harus pakai apa?! Disini gak ada kain!" balas Rifqi menatap tajam Rio.
"Pakai kaos gua aja bos," lalu Rio melepaskan kaosnya menyodorkan di hadapan Rifqi.
Perut altetis Rio terpampang jelas. Rio memang tak memiliki roti sobek, tapi cowok itu memiliki perut yang ideal karena rajin gym.
Mata Elisya kembali melotot. Mata gua ternodai.
"ANJIR GILA LO YA?! MATA SUCI GUA YA ALLAH TELAH TERNODAI!" hiteris Elisya dengan menutupi wajahnya dengan telapak tangan.
Sontak semua orang kaget melihat Elisya yang hiteris.
"Anjir ngageti aja lo!" cetus Dio memandam masam Elisya.
"CEPETAN LO PAKAI BAJU RIOOOO!!" titah Elisya yang masih sama menutupi wajahnya.
Rifqi geleng geleng sendiri, dia kira cewek seperti Elisya tak memiliki malu yang hanya melihat cowok telanjang dada.
Rifqi melemparkan jaketnya yang ia lepas tadi ke arah Rio.
"Pakai." hanya satu kata yang langsung dilaksanakan Rio.
Elisya mengintip dari celah jarinya memastikan bahwa Rio sudah memakai baju.
Fyuu
"Lo itu ya?! Gak malu apa lepas baju dihadapan cewek?!" omel Elisya sambil berkacak pinggang seola melupakan rasa nyeri di kakinya.
"Emang lo cewek?" seketika Elisya kembali bungkam ketika Rifqi berbicara.
"Iya iyalah! Lu kira gua cowok apa?!" ketus Elisya bergantian menatap Rifqi yang berjongkok dihadapannya.
"Gak ada cewek yang ikut tawuran, gak ada cewek yang penampilannya menyerupai cowok." kata Rifqi memang tenang namun mampu menohok hati Elisya.
"Ada! Buktinya gua." bantah Elisya tak mau kalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
HumorMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...