35-Balapan

5.5K 601 19
                                    

Brem.. Brem.. Brem

Suara gas motor yang ditarik bersaut-sautan membuat kebisingan memekik telinga gadis dengan penampilan tomboy.

Wanita seksi pada sibuk menggoda para pria dengan pakaian minimnya.

Elisya. Gadis itu merasa pusing mendengarkan kebisingan yang tercipta.

Kalau bukan karna tantangan dia gak bakal sudi ketempat ini, ogah kali dia. Mending rebahan di kasur empuknya sambil nonton pertandingan silat dilayar hp dengan cemilan snack yang menemani.

"Datang juga lo Reno, gua kira lu gak bakal datang." Elisya langsung mengedarkan pandangannya ketika Candra mulai mendekatinya.

"Gua bukan pengecut." tukas Elisya datar.

Candra tersenyum meremehkan membuat Elisya mergetak emosi melihat wajah songong Candra.

"Oke oke santai aja Ren. Lu masih sama aja kayak dulu gampang emosi, sayangnya ini lebih tenang."

"To the point." sahut Elisya menatap datar Candra.

"Gak bisa banget diajak basa basi." dengus Candra menatap masam Elisya.

"Taruhan. Gua dapat apa kalau menang?" tanya Elisya yang masih saja tenang duduk diatas motor kesayangannya.

"Kalau lo menang lo dapat motor keluaran terbaru yang kemarin baru saja gua beli. Dan.. Kalau lu kalah lu bakal jadi babu kita selama 8 bulan. Siap-siap lo bakal jadi babu kita." Elisya benci senyuman Candra yang sangat merehmekan ini.

"Motor aja nih? Gak ada uangnya juga? Atau berapa juta?" kata Elisya dengan masih tenang.

Sepertinya ia harus sedikit memoroti si sombong ini.

"Matre juga lo." sinis Candra.

"Bukan matre tapi lo yang gak mampu." Elisya sangat tau jika Candra gampang tersulut emosi.

Lelaki itu mengepalkan tangan kuat merasa dihina oleh Elisya.

"5 juta, deal?" Candra mengulurkan dihadapan Elisya.

Gadis itu memandang sekilas tangan yang Candra ulurkan tanpa ada niatan membalas. Elisya kembali memandang wajah Candra penuh dengan kebencian.

Dulu emang mata Elisya memandang Candra penuh cinta dan kagum. Tapi sekarang? Tidak lagi. Tidak ada lagi alasan untuk tidak membenci Candra.

Elisya membenarkan letak duduknya.

"Cuman 5 juta? Cuih apaan. Kalau tau gini gua gak akan kesini. Lo sudah membuang waktu beharga gua, dan lo cuman menilai waktu gua 5 juta?"

"Lo gak berani apa takut? Mangkanya lo ngeles gitu."

"Lo gak punya uang atau gak mampu? Ketua Rajawali yang katanya kaya raya mana?" skakmat. Elisya mampu membalikan omongannya Candra. Ia sengaja memancing emosi Candra.

"BANGSAT! Yang kaya bokap gua bukan gua!" teriak emosi Candra.

"Kaya raya dari hasil korupsi buat apa." sahut Nathan yang mendapatkan pelototan dari anak-anak Rajawali.

"20 juta. Deal?" Elisya menaikan alisnya sambil mengulurkan tangan kedepan Candra.

"OKE OKE DEAL!" dengan emosi Candra menerima jabatan tangan Elisya.

Setelah mendapat persetujuan anak Rajawali pergi meninggalkan anak Porcupine dan mempersiapkan balapan yang tinggal menghitung menit.

"El, lo yakin?" tanya Dio menepuk pelan pundak Elisya.

"Kalau lu kalah, lu jadi babu mereka. Lu mau jadi babu mereka?" sambung Nathan merangkul bahu Dio.

"Ogah." hanya satu kata Elisya mampu membuat semua anak Porcupine terbengong.

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang