43- Absurd

4.3K 582 66
                                    

2 hari setelah di mana Rifqi mengajak Elisya ke Lampangan basket, cowok itu mulai menghindari Elisya.

Dan selama dua hari itu Elisya seperti tak memiliki semangat hidup. Bahkan Rifqi pindah posisi duduk, yang semula di samping Elisya sekarang Rifqi duduk di samping Robbi seketaris kelas. Elisya jadi duduk sendiri.

"Eh kasihan banget tuh cupu, mungkin Rifqi sudah neg kali duduk di samping dia mangkanya sekarang pindah." cibir cewek yang duduknya paling depan, yang sering di panggil Lina.

Elisya gak peduli, hatinya lagi bad mood. Rasanya ia pengen nangis.

"Bener, Nasyah yang kemarin nemani dia sekarang juga jarang kumpul bersama tuh cupu semenjak pacaran sama Dio. Tapi gua suka liat tuh cupu terasingkan." tipal cewek di samping Fani, yang kerap di panggil Filda.

Mata Elisya memanas, tiba-tiba dadanya sesak ketika melihat Rifqi lebih peduli sama Sari gadis pintar yang sering mendapatkan rangking 2 setelah Rifqi.

Rifqi, cowok itu sedang duduk beradapan sama Sari dengan sesekali menjelaskan materi pada gadis itu.

"Rifqi gua gak paham sama ini," Sari menunjuk salah satu tulisan di buku paket yang berada di tengah antara mereka.

Dengan sabar Rifqi menjelaskan sekali lagi, dan sesekali tangan mengacak pucuk kepala sari. Itu semua gak luput dari pandangan Elisya.

BRAK

"BANGSAT MATI AJA LO SETAN!" pekik Elisya dengan menggebrak meja lalu gadis itu keluar kelas dengan menyampirkan tas di pundaknya.

Bel pulang baru saja berbunyi, para pengguni kelas perlahan keluar satu-satu setalah Elisya keluar kelas.

"Kenapa dah tuh cupu?"

"Sakit hati kali sama Rifqi,"

"Lagian ngarep banget bakal disukai sama Rifqi."

Rifqi hanya diam sambil menatap kepergian Elisya, dalam hati ia bertanya. Kenapa dengan dia?

Di tempat lain Elisya berjalan tergesa-gesa dengan sorot mata tajam.

Tiba-tiba tubuh Elisya merosot ke bawah, perlahan air matanya menetes. Dia gak peduli banyak memandangnya aneh, yang terpenting hatinya sekarang sesak dan dia butuh pelampiasan.

"Hiks hiks kenapa lo jahat banget," gumam Elisya memandang kosong depan.

"Kenapa juga gua harus baper sama lo setan, jangan bikin gua merasa berharap jika tak ingin tanggung jawab."

"Elisya kau kenapa?" Nasyah menepuk bahu Elisya.

Elisya hanya diam tak ingin menyahuti.

"Utri.." panggil Nasyah lagi.

"Pergi lo Nas, gua gak butuh lo. Lo sekarang berubah gara-gara pacaran sama Dio, sekarang waktu lo lebih terhabiskan bersama Dio dari pada bersama gua. Pergi, mood gua rusak. Gua gak mau menyakiti lo dengan kata-kata gua." Elisya berbicara dengan parau.

Nasyah tertegun, "Elsya maaf,"

"Pergi Nas, sebelum gua berteriak." dengan berat Nasyah meninggalkan Elisya sendiri.

"Rasanya gua pengen bunuh orang," Elisya berdiri lalu berjalan keluar dengan lunglai seperti tak memiliki semangat hidup.

Di pakiran ia tak sengaja melihat Rifqi yang sedang menyodorkan helem ke arah Tina.

"Bangsat emang, lihat saja gua bakal bikin rusuh." Elisya menghapus air matanya kasar dan berjalan dengan watadosnya menghampiri dua sejoli itu.

"Ripkiii." panggil Elisya dan pemilik nama langsung menoleh.

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang