Setelah rencana konyol itu yang menurutnya berhasil, Elisya mengulanginya lagi sampai berkali-kali
Dia sendiri tidak malu untuk melakukan rencana konyolnya itu, dan semua teman-temannya belum ada yang tau akan rencana gila itu. Menurutnya..
Dan kini sudah berjalan 7 hari berturut-turut. Posisinya sekarang di SMA Candra berpenampilan seragam putih-abu bekas SMAnya dulu.
Tapi yang dipikirkannya salah. Ali dan Rifqi sekarang dihadapannya. Entah mimpi apa semalam yang membuat cowok itu sekarang di sini.
Rifqi, cowok itu menatap datar Elisya seperti biasa. Tapi kali ini tatapannya menusuk mendalam sampai Elisya tidak berkutik.
"Rifqi.." cicit Elisya menatap takut Rifqi. Bagi Elisya cowok itu lebih menakutkan sekarang.
Rifqi tak menjawab apa-apa hanya diam menatap datar Elisya.
Ali sendiri bingung dengan dua insan itu.
"El, hei ada apa?" Elisya hanya merespon Ali dengan deheman.
Merasa tidak puas dengan jawaban Elisya, Ali pun kembali bertanya.
"Bener kamu gak pa-pa?"
Diam, Elisya hanya diam sembari terus menatap Rifqi.
Atmosfer disekeliling mendadak menjadi lamban, sampai salah satu santriwan memanggil Ali.
"Assalamu'alaikum, Gus Ali ditimbali Ustadz Noval," santri itu menunduk sopan.
"Waalaikumssalam, baik saya akan ke sana." setelah mendengar penuturan Ali santri itu pun berlalu pergi setelah berpamitan.
"Saya permisi dulu, Rifqi jaga baik-baik ya Elnya, hehehe.. Assalamualaikum," pamit Ali dengan sedikit candaan.
Rifqi hanya berdecih pelan lalu menjawab salam Ali.
Elisya meneguk saliva susah paya karna Rifqi masih saja menatapnya tajam.
Tanpa Elisya duga, Rifqi menyeret lengan gadis itu membuat sang empuh merasa kesakitan.
"Aww.. Sakit bego! Lepasin!"
Rifqi membuka gerbang kecil pembatas sekolah laki-laki sama sekolah perempuan.
"Silakan kembali ke asal lo dan jangan kembali lagi! Masih bisa manjat kan?" suara Rifqi bagaikan petir disiang bolong.
Elisya menatap takut Rifqi. "Rif, gu_gua gak seperti yang lo pikirin,"
"Melakukan segala cara demi atas nama cinta bahkan sampai membuat harga dirinya jatuh, itu bener?" kata Rifqi dingin.
"Rif,"
"Bahkan para pelacur lebih baik daripada lo. Mereka melakukan demi uang, sedangkan lo demi cinta."
Mata Elisya mulai memanas. Gak nyangka omangannya Rifqi lebih pedas dari pada cabe.
"Dan anak kyai mana yang tidak secara langsung menyamakan cewek didepannya seperti seorang pelacur?" balas Elisya bahkan air matanya sudah menetes.
"Jangan bawah bawah setatus!" Rifqi menatap dingin cewek didepannya.
"Kata pepatah cinta itu harus diperjuangakan. Mangkanya gua ingin memperjuangkan cinta gua sampai gua lelah. Hanya orang gak perna ngerasain cinta bisa nyamain gua gitu!"
"Apakah Ali tau lo ternyata cewek? Kalau dia tau, dia bakalan kecewa."
"Gua yang kecewa sama lo! Ternyata omongan lo 11 12 sama duo kucrut itu. Menyakitkan!" Elisya mengusap air matanya kasar. "Dan jangan lagi lo tunjukin muka lo itu ke gua. Anggap saja kita gak perna kenal." sambungnya setelah itu ia memanjat gerbang yang menjulang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
HumorMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...