07- Pangeran Berpeci Putih.

13.2K 1.2K 14
                                    

Sebelum baca ke cerita, saya hanya minta kalian untuk tekan bintang dipojok kiri, apa susahnya sih? Tinggal pencet juga. Karna 1 bintang dari kalian sangat mempengaruhi cerita ini bakal di next atau tidak, ya walaupun di next kan biar semangat next nya kalo kalian kasih bintang. Hargai karya orang dengan ngasih bintang. Dan makasih buat kalian yang sudah mampir.

Heppy rendding,,

____________________
______________

Jadilah bunga mawar, walaupun ia dihancurkan tapi ia tetap ngasih keharuman pada tangan yang menghancurkannya.

_Um1602_

💨💨💨💨

Tampak seorang perempuan tengah menyapu dihalaman masjid di samping rumah ndalem. Mulut perempuan itu tidak hentinya mendumel, dengan sesekali ia mengelap keringatnya menggunakan lengannya.

Ia merasa sudah akrab dengan sapu lidi, karena keseringan dirinya dihukum. Sudah dari 2 yang lalu ia menyapu, namun belum juga ada yang memperhatikan masa hukumannya.


"Reseh baget tuh senior. Ustadzah Halimah pun kejem! Masa gue di suruh nyapu halaman segede ini? Yang bener aja, punggung gue encok nih. Mendadak jadi babu gue disini," gerutunya sambil mengumpulkan daun-daun kering mengunakan sapu lidi.

"PUTRI!"

Elisya menyipitkan matanya melihat siapa orang yang tengah memanggil namanya. Tampak ada tiga gadis berjalan mendekatinya, Elisya kenal siapa mereka. Bahkan sangat kenal, mereka adalah teman sekamarnya selama satu Minggu ini.

"Hm?"


Senyuman gadis berjilbab peach tidak memudar dari ia berjalan kearah Elisya. "Kamu dihukum?" Tanya gadis itu yang kerap kali dipanggil oleh teman-temannya dengan nama Mila. Gadis asli Jawa, yang terkenal alim dan anggun.

Elisya menatap Mila malas. "Dah tau pake nanya lagi."

Gadis berjilbab navy disamping Mila ikut menyahut. "Ck! Mila kumaha ieu? Geus nyaho teh Putri keur sasapu, tuluy nanya deui." katanya dengan bahasa Sunda, yang membuat Mila tidak mengerti apa yang gadis itu omongin.

Mila menatap penuh tanda tanya. "Sampean iku lho yo ngomong opo? Aku Yo ndak paham toh Fina," dengusnya menatap Fina sebal.

Fina gadis asli Sunda, dia gadis yang lugu dan periang. Ia suka lupa kalau sekarang dirinya berada dilingkungan orang Jawa, tidak jarang membuat Mila kesal karena tidak mengerti apa yang diomongin Fina.

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang