Selama dikantin Elisya melamun berusaha mencerna ucapan Rifqi tadi. Apakah cowok itu serius? Atau cuman bahan candaan?
Gak-gak El, lo gak boleh baper. Rifqi hanya bercanda tadi, itu gak serius-- Elisya terus menegakan kata-kata itu dihatinya.
“Makan, jangan dilihatin terus gak bakal bikin kenyang.” Elisya tersentak kanget ketika ada yang bersuara di sampingnya.
“Rifqi, ngapain lo kesini?” tanya Elisya dengan suara pelan pastinya.
“Duduk.” hanya satu kata membuat Elisya jadi sebal.
“Ya kenapa lo duduk di sini? Tempat duduk kan banyak, kenapa harus di sini? Kenapa lo gak di temen-temen lu? Anjir tuh kan gua jadi di lihatin mulu,” bisik Elisya melihat sekitar orang yang tengah memandangnya sinis.
“Gak usah di pikirin, makan tuh makanan atau mau gua suapin?” Rifqi menatap datar Elisya seperti biasa.
“Gak perlu makasih!” Elisya memakan makanannya dengan kesal membuat Rifqi yang melihatnya menarik sedikit sudut bibirnya.
“Hm Rif, boleh gabung gak?”
Rifqi maupun Elisya sontak melihat Muara, Tina, dan Lisa yang sedang berdiri dihadapan Rifqi.
“Hm,” Rifqi hanya menjawab dengan deheman membuat bahu Tina yang awalnya tegak jadi turun.
“A--aku pe-per-gi d--u--lu,” pamit Elisya takut mengganggu mereka. Drama di mulai.
Elisya hendak pergi tapi Rifqi menarik pergelangan tangan Elisya, membuat gadis itu kembali duduk.
“Rif biarkan aja si cupu ini pergi,” celetuk Tina yang duduk di depan Rifqi.
Rifqi tak menggubris, dalam hati Elisya mengumpat karena tindakan Rifqi tadi. Mampus! Bakal di bully gua.
“A-aaku ma--mau ke--kelas saja,” Elisya pura-pura menatap takut ketiga cewek yang sedang menatapnya sinis.
“Lo di sini.” balas Rifqi menatap Elisya dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Kenapa sih ‘Rif, biarkan saja si kuman ini pergi,” kata Muara dengan tatapan sinisnya yang ia tunjukan ke Elisya.
“Lo bertiga yang harus pergi, bukan dia.” balas Rifqi seperti biasa tak lupa dengan tatapan datar andalannya.
“Rif, aku bawahin nasi goreng spesial khusus kamu nih. Itu aku sendiri lho yang buat,” kata Tina sambil menyodorkan kotak bekal yang ia bawah dari rumah. Tak lupa senyuman manis yang ia sugukan khusus Rifqi si cowok dambahan hati.
Sudah tidak menjadi rahasia umum jika kalau Tina memang menyukai Rifqi sejak kelas 10. Beda sama Muara yang tak menyukai Putra, tapi pura-pura mencintai Putra. Jahat memang. Lisa sendiri malah menyukai El.
“Gua udah makan.” tolak Rifqi yang tak membalas tatapan dari Tina.
Pundak Tina seketika turun, “Terus ini gimana?” cicit Tina wajahnya mendadak jadi suram.
“Nathan!” panggil Rifqi pada Nathan yang tak sengaja lewat di meja yang mereka tempati.
“Apa Bos?” Nathan mendekat.
Rifqi menyodorkan bekal yang diberikan Tina tadi ke Nathan.
“Nih ada nasi goreng spesial buat lo,” kata Rifqi dengan tatapan datar andalannya.
“Beneran Bos? Tau aja kalau gua masih laper,”
“Hm,”
“Makasih Bos, yaudah gua ke anak-anak dulu Bos,” pamit Nathan meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
HumorMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...