24- teman baru?

6.1K 647 15
                                    

Hallo gaes saya ehh aku aja deh, karna aku gak mau formal-formal mah kalian karena kalian udh aku anggap seperti teman sndiri. Ohh ya gimana kabarnya? Baik aja ya.

Kalau sudah baca jangan lupa tekan bintang dipojok kiri biar gak lupa kalian.

Oke, happy reading:)

🕊🕊🕊

Elisya baru saja keluar dari kantor keamanan dan abis nemui Ustadzah Halimah.

Wajahnya datar menahan amarah yang ia ingin ledakan.

Cklek

Pintu kamar terbuka mendapati Fina dan Zahra sedang termenung. Tapi ia masa bodoh dan melewati mereka begitu saja menganggap mereka gak ada disitu.

Elisya mengambil koper yang diatas lemari, membuka lemari dan mulai memasukan semua baju-bajunya kedalam koper.

Zahra yang melihat kegiatan Elisya langsung mendekati gadis itu.

"Mbak El, sampean lagi ngapain? Kenapa sampean memasukan semua baju anti?" Elisya masih saja bergeming tak menggubris pertanyaan Zahra.

Zahra yang merasa diacuhkan pun memutuskan ia bertanya kembali.

"Mbak El, sampean mau kemana?" bukanya menjawab Elisya malah berjalan keluar kamar dengan menenteng satu koper dan satu tas sekolah.

"Elisya anti teh mau kemana?" kini giliran Fina yang bertanya pada Elisya.

Sontak saja Elisya membalikan badan menatap datar dua gadis sedang menatapnya penuh tanda tanya.

"Pindah kamar. Karena gua gak bisa tinggal sekamar sama musuh dalam selimut." setelah mengatakan itu Elisya bener-bener pergi dari hadapan Fina dan Zahra bahkan pergi dari kehidupan mereka.

Air mata Fina kembali turun. Bahunya sedikit begetar. Ucapan barusan Elisya sedikit mengoyak hatinya.

Zahra yang merasa Fina menangis ia lalu memeluk gadis itu menenangkannya.

"Ini gara-gara ana ning. Gara-gara prasaan ana persahabatan kita hancur. Jika ana tau sejak awal bakal kayak gini, mungkin ana dari dulu sudah melupakan prasaan ana. Sekarang, teh Elisya bener-bener marah sama kita," ricaunya yang sudah dalam dekapan Zahra.

Zahra mengelus pundak Fina yang tampak begetar, "Ini bukan kesalahan Mbak. Allah menguji kita lewat semua ini Mbak. Kita banyak-banyak tawakkal berserah diri sama Allah, agar masalah ini cepat berlalu. Zahra juga bingung dengan masalah ini, tapi Zahra bisa apa? Zahra juga gak bisa cega Mbak El. Sementara Mbak Mila masih belum juga kembali."

"Ada apa lagi ini? Masih juga menangis? Apa gak capek?"

Zahra maupun Fina sontak saja menoleh kedepan mendapati Mila dengan tatapan sulit diartikan.

"Mbak Mil sampean darimana aja? Mbak Elisya baru saja pindah kamar Mbak," diluar dugaan Zahra, Mila justru tidak menggubrisnya dan melangkahkan kaki masuk kedalam kamar.

"Mil, teh Elisya pindah kamar. Kita harus bujuk dia lagi agar dia mau kembali kesini." Mila langsung menatap tak suka Fina.

"Gak! Ngapain juga harus dibujuk? Biarin aja dia pindah, malah bagus. Kita dari dulu udah bertiga baik-baik saja, dan kedatanganya membuat persahabatan kita renggang."

"Tapi kita juga yang membuat Elisya dan keluargannya renggang!" teriak Fina tersulut emosi.

Fina bener-bener gak abis pikir dengan Mila. Dulu sahabatnya itu sangat pengertian dan sekarang? Gara-gara api cemburu membuat Mila jadi cewek egois dan menjadi cewek menyeramkan.

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang