Pagi yang cerah tampak gadis dengan seragam SMA sedang menatap pantulan dirinya di cermin.
"Kangen gua pakai nih seragam, syukur deh masih muat." gumam Elisya dengan menatap pantulan dirinya dicermin.
"Sudah perfeck," gadis itu bergaya dipantulan cermin. "Gua pastikan akan bikin heboh warga SMA Bangsa." sambungnya.
Hari ini bakal menjadi hari awal baru. Bendera perang baru saja dikibarkan.
Elisya mengambil tasnya lalu keluar kamar menuju lantai bawah.
Para tamu sudah pulang kemarin sore, maka dari itu rumah kembali tampak sepi.
"Sayang kamu mau kemana? Kenapa pakai seragam itu?" tanya Leo waktu Elisya turun dari tangga.
"Mau ke mall. Ya mau sekolah lah Yah," Elisya mengambil duduk di depan Lia.
Makan pagi ini tampak sepi. Rizky sudah memiliki rumah sendiri, Rendi tinggal di apartement deket kampusnya, Putra? Sudah dipanggil sang maha pecipta. Terkadang Lia merasa sepi, kalau suaminya kerja. Punya anak tapi tak berasa punya anak. Tapi ia gak boleh egois, Lia sadar jika anak-anaknya sudah besar sudah memiliki jalan hidup sendiri.
Elisya menatap acara makan pagi ini tampak berbeda. Sepi. Gadis, itu tersenyum getir. Ia jadi merindukan momen kebersamaan seperti dulu.
“Gila sumpah lo dek cakep banget, cool lagi. Gua yang laki bener mah kalah,”
“Iya bang, gua aja kalah. Kek Dilan lu dek,”
“Gua aja yang twins nya gantengan dia. Tapi dia muka nya sama kek gua, cuman dia lebih cool ketimbang gua.”
“Duh,,makasih ya pujian-nya. Putri mah segalanya, jadi cewek cantik jadi cowok ganteng. Dari pada lu pada cuman bisa ganteng kagak bisa cantik.”
“KAMPRET LO!”
“Nyesel gua muji lo!”
“Lo dipuji bukan malah merayat tapi malah mendewah.”
“Bodoh!”
Tak terasa air matanya netes, dengan cepat ia menghapusnya takut membuat orang tua nya juga ikut sedih.
"Bun Yah, Putri mau sekolah lagi." katanya antusias dengan menampilkan senyumannya.
"Sekolah? Kamu kan sudah mondok nak," timpal Lia mengambilkan nasi untuk suaminya.
"Jadi gini Bun Yah, minggu depan pesantren sudah memasuki hari libur akhir semester. Lagian Putri kan sudah melaksanakan ujian, dari pada bulak balik Jakarta-Surabaya capek Yah Bun. Mending nih ya Putri kembali sekolah di sekolah punya Ayah selama waktu liburan. Kan lumayan nih ya, udah dapat ilmu dapat pengalaman lagi. Bun Yah.. Izinin ya? Pliss.. Putri masih pengen sekolah umum apalagi sekolah itu milik Ayah, kan Putri bisa sombong dikit. Hehe.."
"Dari mana kamu tau itu yayasan milik Ayah?" tanya Lio.
"Dari Nasyah. Kenapa sih Yah gak cerita ke Putri?"
"Ohh gak pa-pa sih, gak begitu penting juga."
"Ohh gitu? Mulai sekarang, oke fine!"
"Gak gitu sayang, kan emang gak begitu penting kalau Ayah ceritain ke kamu. Takut kamu sombong nantinya."
"Ishh aku cuman bercanda lho Yah,"
"Nak gak usah sekolah ya? Nanti kamu pusing mendapatkan pelajaran yang double." Lia bersuara.
"Enggak ko Bun, Bunda tenang saja. Kalau Putri di rumah saja, Putri akan merasa sedih, Putri akan tergiang-giang almarhum bang Putra. Pliss izinin Putri,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
MizahMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...