23- Musuh dalam selimut

6K 599 14
                                    

"Yah, maafin Putri.. Putri ngaku salah. Ayah, plis.. Jangan diemin Putri kek gini," Elisya kualahan menyimbangi langka besar Lio.

Lio yang merasa kesal langsung memberhentikan langkahnya, menatap Elisya penuh kekecewaan.

"Yah, maafin Putri," Elisya terus memohon sambil memegangi lengan besar Leo. Tapi Leo hanya diam.

"Put, Ayah kecewa sama kamu." hanya kata itu mampu mengisratkan keadaan hati Leo.

"Maaf Yah, bukan maksud_"

"Putri, Ayah mondokin kamu itu untuk merubah sifat kamu ke lebih baik bukan malah malu-maluin Ayah kek gini. Kalau disekolahan umum Ayah gak masalah, tapi ini dipesantren 'Put! Ayah malu sama Yusuf mau ditaroh mana ini muka Ayah, 'hah? Ayah mohon sama kamu jaga kelakuan kamu yang kayak laki-laki itu. Tingkah laku kayak cowok mah gak masalah, tapi kamu merubah tampilan dirimu dan masuk kearea cowok. Apa kamu gak malu dengan itu? Ayah ngasih kamu kebebasan agar kamu tidak tertekan tapi kamu malah menyalagunakannya. Kamu putri satu-satunya Ayah, tolong buat Ayah bangga jangan buat Ayah nanggung malu karna ulah kamu."

Elisya tertegun hatinya sesak, tanpa diperintah air matanya luluh.

"Yah, maafin Putri. Putri gak punya niatan buat maluin Ayah. Putri hanya mengejar cinta Putri aja, gak lebih. Dan cara itulah Putri bisa mempertahanin cinta Putri."

"Demi cinta Gus Ali? Apa kamu gak tau kalau Gus Ali mau nikah besok kamis? Apa kamu mau ngerusak hubungan mereka dengan mendekati Gus Ali. Sadar Putri! Cinta hanya membuat dirimu bodoh. Tugas sekarang belajar gapai cita-cita kamu, sekarang bukan waktunya cinta-cintaan. Kamu ngerti kan maksud Ayah?"

"Tapi Putri gak tau kalau Gus Ali mau nikah. Kalau pun Putri tau Putri gak akan lakuin itu karena Putri gak sebrengsek itu, Yah."

"Sekarang kamu sudah tau kan? Lupakan prasaanmu itu, fokus belajar buktikan sama Ayah Bunda kalau kamu bisa banggain kami. Setelah nikahan Gus Ali Ayah sama Bunda sudah gak jenguk kamu lagi sampai kamu lulus agar kamu bisa renungin kesalahan kamu. Masalah uang bulanan Ayah akan teranfer."

Dada Elisya bagaikan tertiban ribu ton, sesak itulah yang ia rasakan. Ayahnya benar-benar marah padanya? Sampai Ayahnya gak mau jenguk ia lagi? Elisya bersumpah pada orang yang membeberkan rencananya itu akan ia buat perhitungan.

"Ayah serius? Ayah marah sama Putri? Ayah maafin Putri, Putri gak akan ngulanginya lagi,"

"Ayah sudah maafin kamu, tapi Ayah masih kecewa sama kamu." setelah mengatakan itu Lio langsung pergi meninggalkan Elisya.

"Ayah gimana keadaannya Putra? Apakah dia sudah siuman?" sontak saja Lio memberhentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang mendapati Elisya dengan pipi sudah basah karena air mata tak kunjung berhenti.

"Putra masih belum siuman keadaannya juga tidak ada perkembangan."

Elisya rasanya ingin pulang menemui saudara kembarnya memberikan kekuatan, tapi Elisya juga sadar diri untuk meminta Lio pulang. Yang ada ia semakin membuat Lio marah.

Baru satu langkah Lio melangkah, Elisya sudah memeluk Lio dari belakang.

"Aku akan sangat merindukanmu Ayah," gumam Elisya pelan dengan wajah ditenggelamkan punggung besar Lio.

Lio membawa Elisya ke dalam pelukanya, menenggelamkan wajah putrinya ke dada bidangnya memeluknya erat.

"Ayah juga akan merindukanmu sayang. Jaga dirimu baik-baik disini. Ingat pesan Ayah belajar yang giat buat Ayah Bunda bangga, dan jangan buat ulah lagi. Ayah harap ini yang terakhir kamu buat ulah."

Elisya melepaskan pelukannya menatap seduh Lio.

"Iya Ayah,"

"Yaudah sana balik kekamar kamu. Ayah mau pulang,"

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang