32-Abel

6.4K 618 28
                                    

"ELISYA..." suara melengking itu masuk di alat pendengaran sang pemilik nama.

"Abel, jangan teriak-teriak. Gak sopan!" tegur Aida dengan suara lembutnya.

Yaps. Abel, Aida, Mila, Fina, Zahra. Kelima gadis itu ikut sama Yusuf ke kediaman Leo, untuk memberikan ucapan bela sukawan sama keluarga yang ditinggalkan.

Yusuf beserta kedua istrinya sibuk mengobrol sama Lio dan Lia. Sementara Ali dan Fahma sedang bercengkrama sama Rizky dan Rena. Dan jadilah gadis berlima itu ditugaskan Lia untuk membujuk Elisya untuk sarapan.

Cklek

Pintu putih di buka sama Abel. Mereka melihat keadaan kamar yang kosong, kecuali di balkon ada seseorang yang sedang meninju samsak didepannya.

Mereka berlima mendekati seseorang itu. Mereka takut jika ia salah masuk kamar, soalnya di dalam kamar ada cowok bukan Elisya. Tapi sepertinya tidak, soalnya tadi di depan pintu putih ada papan nama bernama Elisya.

"Itu siapa? Ganteng kali ya Allah," cicit Abel pelan menatap takjub seseorang itu.

"Disini sepertinya teh tidak ada Elisya," kata Fina juga ikut melihat seseorang yang mengenakan hoddie abu-abu dengan tudung hoddie yang ia gunakan menutupi kepala tak lupa dia juga mengenakan celana oblong pendek sepaha.

"Tapi, tadi kata tante Lia Mbak Elisya di dalam kamar," Zahra ikut menimpali.

Seseorang itu memberhentikan pergerakan ninjunya, ia berdehem berat yang pasti mengagetkan kelima gadis itu.

"Ehem!"

"Anu kak.. Elisya dimana ya?" tanya Abel takut-takut. Walaupun Abel yang bar-bar, tapi gadis itu mempunyai nyali ciut juga.

Seseorang itu membalikan badan menatap datar kelima gadis itu.

"Elisya," cicit mereka serempak melongoh melihat penampilan Elisya.

Elisya, gadis itu mengambil air meneral di atas meja lalu meneguk air itu sampai setengah.

Abel meneguk silva susah payah, gimana tidak? Ia begitu baper melihat penampilan Elisya yang cool dan sexy. Rambut yang basah menetes dihidung mungil Elisya, dan jakun Elisya yang naik turun saat air meneral mengalir di tenggorokannya disertai keringat. Bener-bener.. Handsome.

"Ini Mbak El atau Kak Putra ya? Kalian sungguh mirip," celetuk Zahra juga tak berkedip melihat Elisya.

Elisya ngeri melihat Abel yang sedang menatapnya lapar. Ingin rasanya Elisya menutup mata gadis berlima itu, dan stop memandanginya seperti itu. Jujur Elisya neg.

"Berhenti natap gua gitu. Gua jijik!" pukas Elisya dengan masih wajah datarnya.

Gadis itu melepaskan hoddie yang melekat di tubuhnya, lalu melempar hoddie itu di kasur. Tinggal lah Elisya hanya mengenakan kaos hitam oblong dan celana pendek. Rambut yang basah ia sisir kebelakang menggunakan sela-sela jarinya.

"Elisya udah, jangan bikin Abel khilaf," cicit Abel dengan suara melemah menatap Elisya dengan tatapan sayu.

Elisya hanya mengerutkan kening tanda tak paham apa yang diucapkan Abel barusan.

"Abel kenapa 'atuh?" tanya Fina mewakili pertanyaan keempat gadis itu.

"Abel baper tauk melihat Elisya seperti lihat oppa-oppa Korea. El, kamu tuh ganteng tauk handsome lagi kek oppa-oppa Korea, jadi.. Elisya punya enggak?" wajah Abel yang semula lesuh kini jadi semuringah dengan menaik turunkan alisnya.

"Handsome sama ganteng perbedaannya apa ya?" tanya Mila tak paham. Bukannya kedua kata itu memiliki arti yang sama? Batin Mila.

"Punya apa?" tanya Elisya mengerutkan dahi.

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang