"DEK BANGUN WOI!!! KEBO BANGET SIH LO!!!" ketukan yang mirip dobrakan itu tidak membuat sang pemilik kamar terasa terganggu.
"YA ALLAH KEMBARAN GUE GINI AMAT YA?!" gerutu-nya yang sengaja dikeraskan agar si pemilik kamar dengar tapi kenyataannya tidak sama sekali.
"Gimana dek, udah bangun dek Putri?" tanya seseorang yang dari belakang orang lagi berusaha bangunin si bungsu.
"Apaan?! Orang dia kebo banget bang Rizky." dengus Putra kesal pada sang kembarannya, tetapi ia lampiaskan emosinya ke abang pertama.
Rizky terkekeh geli melihat adiknya yang emosi. "Yaudah sono gih lu mandi biar gua bangunin dia," usirnya halus yang di terima Putra dengan senang hati.
"Coba aja lu Bang yang bangunin, Putra udah gak sanggup." ujarnya lantas beranjak pergi dari situ.
"Dek bangun dek,," suara lembut dengan disertai ketukan pintu.
Tidak membutuhkan waktu lama buat Rizky, karena pria itu mengeluarkan kunci dari saku celananya untuk membuka pintu kamar milik gadis tomboi. Kunci itu adalah kunci cadangan milik kamar Elisya.
Ceklek
Pintu kamar terbuka memperlihatkan gadis yang terbungkus dengan selimut tebal. Suara lagu DJ menggemah keseluruh penjuru kamar gadis itu dengan volume diatas rata-rata.
"Astagfirullah! pantas saja kagak kedengeran orang nyalakan musik volume dikeraskan, DJ pula." gerutu Rizky dengan membulatkan matanya.
Melihat ponsel Elisya diatas kasur, Rizky dengan cepat mengambil ponsel itu lalu menekan ikon pause pada layar ponsel. Dan seketika lagu yang menggemah itu mati.
"WOI!! BANGUN LO KEBO!!!!" teriakan tepat depan telinga Elisya yang membuat sang empuh langsung membukakan matanya lebar-lebar. Yang pasti bukan Rizky pelakunya melainkan Rendi yang baru saja memasuki kamar sang adik.
Otak Elisya berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, 1 detik 2 detik 3 detik otaknya sudah kembali normal.
"ANJIRR LO BANG!! BIKIN GUE BUDEG TAU GAK?!" pekik Elisya melengking sampai penjuru rumah.
Melihat sang adik emosi, Rendi hanya terkekeh pelan. "Hehehe.."
Elisya menatap tajam Rendi, lalu ia lemparkan bantal ke wajah Rendi. Dan Yap! Bantal itu tepat sasaran, perasaan Elisya jadi sedikit lega.
"Ada apa ini?" tanya Lia tampak ngos-ngosan memasuki kamar sang putri.
Di samping Lia juga ada Lio juga tampak ngos-ngosan. "Ada apa sayang kok teriak-teriak?" tanya Lio lembut menatap intens sang putri.
"Baru bangun 'bo?" tanya Putra yang baru memasuki kamar kembarannya.
"Bo?" semuah menyeritkan dahi sementara Putra hanya cengengesan.
"Bo itu kebo Bang Bun Yah," katanya santai dengan berjalan menghampiri kasur Elisya.
Dengan kesal Elisya melemparkan bantal ke wajah Putra. "Bangke lu!" dengus Elisya kesal dengan kondisi acak-acakan.
"Sayang belum siap-siap juga?" tanya lembut Lio sang ayah yang sembari dengan mengelus puncuk kepala sang putri.
"Ya Allah anak perawan bangunnya jam sembilan! Cepetan sono mandi lu." sarkas Lia dengan bahasa gaulnya, sementara Elisya hanya mendengus kesal.
"Cepetan lu mandi. Udah ditungguin juga dari tadi, jam sepuluh lu sudah berangkat ke pondok," sahut Putra yang sedari tadi memakan cemilan di samping Elisya.
Elisya membulatkan matanya. "HAH?! j-jam se-sepu-luh?" pekik Elisya lalu ia mengedarkan pandangannya menatap jam diatas nakas.
Dan benar sekali, jarum panjang jam sudah berada di angka 9, sementara jarum pendek berada di angka 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
HumorMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...