"OEMJI!!"
Teriakan membahana itu membuat semuah santriwati terbangun dari tidurnya.
Jam 03.45 Abel teriak dengan keadaan masih awut-awutan.
"Astagfirullah Abel!" pekik Shanaz, mbak kelas yang menjabat jadi ketua kamar.
"Anti kesurupan Bel?" tanya Rara, juga mbak kelas yang menjabat jadi wakil ketua kamar.
"Ck! Berisik banget sih lo, masi pagi juga!" Elisya ikut merasa kesal.
"Ada apa sih Bel, hm?" tanya Aida sesekali mengucek matanya.
"Lihat tuh, dilantai," Abel menunjuk lantai didepannya.
Semuah mata tertuju pasa satu titik. Dimana lantai itu ada tulisan Saya akan membuat anda menyesal, Elisya!!.
"Astagfirullah.. Ini siapa yang iseng?" pekik Shanaz.
"Ini darah bukan 'sih?" Rara ikut menimpali.
"Hooh darah itu Mbak Rara." kata Abel yakin.
"Apakah mungkin ini orang yang sama dengan penulis tulisan kemarin?" gumam Elisya menatap penuh tanda tanya tulisan dilantai.
"Tulisan kemarin? Berarti kamu sudah diteror dari kemarin, El?" tanya Aida.
"Gua gak tau pasti. Mungkin ini cuman ada orang iseng, dan pengen buat gua jerah."
"Tenang El, Abel akan cari tau siapa pelaku dibalik ini semuah!" kata mantap Abel.
"Udah-udah mending yang piket hari ini nanti itu dibersikan. Sekarang kita siap-siap sholat shubuh, bagi yang mau mandi silakan mandi takut keburuh penuh toiletnya." kata Shanaz penuh bijak.
"Baik mbak."
🕊🕊🕊
Elisya berjalan dikoridor sekolah dengan keadaan melamun.
"Prasaan gua gak punya masalah deh, waktu mondok disini." Elisya bergumam, memikirkan semua yang terjadi.
"El, El,"
Teriak seseorang dari belakang, tapi sang pemilik nnama tak kunjung merespon.
"WOI!"
Elisya terlojak kaget ketika orang itu teriak pas telinganya sambil menepuk keras pundaknya.
"Astagfirullah!" pekik Elisya dengan mengelus dadanya yang sedang naik turun itu.
"Hehe maap," Abel hanya mencengir memperlihatkan deretan giginya dengan jari membetuk peace.
"Bangke lo!" umpak Elisya menatap tajam Abel.
"Lagian kamu sendiri, dipanggil juga dari tadi gak nengok-nengok malah ngelamun aja. Lagi mikirin apa sih? Lagi mikirin teror tadi, hm?" Elisya mengacuhkan Abel yang sedang mengoceh itu membuat gadis dengan kipas mini itu cemberut kesal.
Abel sedikit belari menyeimbangi langkah besar Elisya. Terkadang Abel bingung, Elisya ini cowok apa cewek? Kenapa langkahnya lebar sangat seperti langkah cowok. Tapi Abel tak kujung menemukan jawaban disetiap pertanyaan hinggap diotak cantiknya.
"Elisya ish, kok kamu malah ninggalin Abel sih?! Gak ngehargai Abel banget, dari tadi Abel cariin kamu. Ehh malah kamu ninggalin Abel!" gerutu Abel kesal dengan manusia batu didepannya ini.
Elisya berhenti, membuat Abel menabrak punggung Elisya. Lalu Elisya membalikan badan, dengan menatap datar Abel yang cerewet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
ComédieMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...