09- kejadian tahun lalu

10K 859 12
                                    

"Emang ini dimana?"

"Ini dikawasan sekolah laki-laki, kamu ngapain disini?"

"Oalah,, maaf aku gak tau kalo ini kawasan laki-laki,"

"Kamu masuk dari mana?"

"Aku masuk manjat gerbang kecil itu, aku penasaran jadi ya aku kesini,"

"Yaudah kamu sekarang balik, sebelum ada yang melihat kamu."

"Kan kakak sudah lihat aku,"

"Kan maksudnya yang lain mbak. Yaudah mari saya antar,"

Sedari tadi gadis itu seyam-senyum sendiri, kala mengingat beberapa jam yang lalu.

Fina, Mila, dan Zahra, bahkan ketiga gadis itu menatap Elisya dengan gelegang kepala.

"Teh Putri kunaon atuh ko senyum-senyum sendiri?" ujar Fina menatap Elisya mesam mesem.

"Mbuh lah gak ngerti aku, mungkin lagi kasmaran." jawab asal Mila berhasil mendapatkan pelototan Zahra.

"Hehe, maap ning,"

Zahra geleng-geleng sendiri. "Mbak Put," panggil Zahra menyentuh paha Elisya membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Astagfirullah," desis Elisya mengelus dada pelan. "Yaelah lu mah ngageti aja." cetus Elisya menatap tajam Zahra.

"Sopo yang ngageti toh Put? Wong kita tadi panggil gak nyaut ko sampean," kata Mila memutar bola malas.

"Hmm ye ye. Ada apa cantik-cantik manggil saiya?" Elisya berlogat seperti cewek seutuhnya, padahal dimata ketiga gadis itu bukan cantik melainkan menjijikan.

Ketiga gadis itu begedik ngeri. "Iuuu jijik aku," celetuk Fina dan Mila barengan.

"Yaelah serba salah gua," dengus Elisya kesal.

"Kamu kenapa mbak? Ko kayak bahagia gitu?" tanya Zahra menatap Elisya.

"Hehe tadi gua ketemu pangeran," Elisya kembali membayangkan wajah cool Ali.

"Pangeran?" sontak Mila sama Fina membulatkan mata.

"Pangeran sopo leh mbak?" tanya Mila menyeritkan dahi.

"Hehe itu kak Ali, masyaallah tampan kali.." ujar Elisya dengan mata bebinar.

Sontak mereka bertiga menepuk jidat. Tidak abis pikir ternyata yang membuat gadis itu senyum-senyum sendiri itu adalah Gus Ali.

"Ohh ya, Zahra katanya tadi mau crita asal usul Pak Yai memiliki 2 istri." kini Elisya atau bisa disebut El tampak serius menatap Zahra.

"Ohh ya lupa mbak Put," cengir Zahra.

"Jadi gin_"

"Tunggu!" potong Elisya cepat.

Sontak mereka langsung menatap Elisya, dengan menyeritkan dahi.

"Gua punya permintaan,"

"Apa mbak?" tanya Zahra mewakili.

"Gua minta tolong pada kalian, kalo manggil gua itu jangan Putri tapi El aja. Gua lebih nyaman dipanggil El dari pada Putri,"

"EL?" mereka melongoh tak mengerti.

"Hadewww,, EL alias ELisya. Paham?" jelas Elisya.

"Ohh yaudah,"

"Zahr lanjutin crita lo tadi," titah Elisya pada Zahra.

"Ohh ya lupa,"

"Jadi gini mbak. Dulu pas aku masih berumur 4 tahun, dan mas Rifqi itu dulu masih berumur 5 tahun sedangkan mas Ali dulu masih berumur 8 tahun. Diumur 5 tahun mas Rifqi harus dihadapi sama kenyataan, dan Ummi  Riska dulu tengah mengandung 8 bulan. Paman Rohim--Abinya mas Rifqi kecelakaan waktu sedang bertugas disuatu negara, tempat kumpul para tentara indonesia kena bom. Tapi alhamdulillah paman Rohim bisa di bawah pulang dengan keadaan mengenaskan," jeda Zahra tanpa sadar air matanya menetes.

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang