44-Nerd day-3

4.2K 533 50
                                    

Pagi yang cerah, seperti senyuman Elisya di pagi hari ini. Gadis itu tersenyum ceria entah karena apa, pokoknya hari ini sedikit berbeda.

Elisya mengeratkan pegangannya dari tali tas punggungnya, lalu melangkahkan kakinya menuju kelasnya.

Gadis tersenyum kala mengingat wajah cemas Rifqi kemarin. Wajah itu sungguh menggemaskan. Elisya bener-bener gila karena Rifqi.

Apakah ia menyukai Rifqi? Si cowok yang notabenya menyebalkan bagi dia?

Sudah lah lupakan, biar waktu yang menjawab.

"Utri kau kenapa senyum-senyum sendiri macam orang gila aja kau tuh. Ngeri kali awak tengoknya." tiba-tiba Nasyah berujar.

"Bacot, udah ah Nas jangan bikin mood gua rusak." balas Elisya pelan yang masih mempertahankan senyumannya.

Gadis itu memasuki kelas, senyumannya makin berkembang ketika kala melihat Rifqi sudah duduk di bangkunya.

Elisya meletakan tas di atas meja, melirik sekilas Rifqi yang sedang membaca buku. Lalu gadis itu kembali menatap depan.

Jantungnya berdetak kencang, senyumannya semakin mengembang. Ia pasti akan jadi gila lama-lama.

Mereka yang melihat Elisya senyum-senyum sendiri hanya menggelengkan kepala, tak berani mengganggu gadis itu.

"Hahaha.." tiba-tiba Elisya tertawa ringan membuat semua yang disana menatapnya horor.

"Sepertinya El lagi kesurupan deh," celetuk Nathan pelan menatap ngeri Elisya.

"Hust diam lo, kalau gak mau kena tonjokan." timpal Dio menyikut lengan Nathan.

Rifqi memandang aneh Elisya, sebelah alisya terangkat. "Lo kenapa?" tanya Rifqi.

Elisya menatap Rifqi lalu menggendikan bahu. "Entah,"

Aneh, Elisya gak tau ada apa dengan dirinya. Rasanya ia sedang berbunga-bunga.

Bel pelajaran pertama pun berbunyi, tak lama guru pun memasuki kelas. Rifqi tak ingin bertanya lebih lanjut mengenai Elisya. Biarkan saja.

****

Bel istirahat akhirnya berbunyi juga dari sekian lama banyak yang menunggu. Para siswa siswi berhamburan keluar kelas, dan memenuhi kantin.

Dari tadi Elisya uring-uringan sendiri, karena Rifqi kembali jadi sosok dingin dan cuek. Cowok itu tak menganjaknya berbicara sama sekali, kecuali tadi bertanya sekali. Itu saja hanya dua kata.

"Ish gak peka banget sih jadi cowok!" gerutunya karena ia di tinggal di kelas sendirian. Bahkan Rifqi tak mengajaknya ke kantin seperti hari sebelumnya.

Nasyah? Gadis itu sudah pergi bersama Dio. Maklum pengantin baru. Eh maksudnya pacar baru.

"Udah di bikin terbang dan berharap, malah sekarang kembali di jatuhkan. Menyebalkan!" kesalnya sambil memasukan semua alat tulisnya ke dalam tas.

"Semua cowok sama saja! BUNDA HUAAA ANAKMU INI DI BAPERIN SAMA COWOK GAK MAU TANGGUNG JAWAB!!"

Untung saja kelas ini sepi, jadi ia gak perlu menanggung malu.

Drrrtt

Ponsel Elisya bergetar tandanya ada panggilan masuk. Tanpa melihat siapa yang nelpon, Elisya langsung menggeser tombol hijau ke atas lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Apa?!" ia bertanya pada orang seberang dengan nada judesnya efek ia kesel.

"El kau gak ke kantin?" tanya Nasyah di seberang.

Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang