Elisya lari dengan membendung air matannya yang kapan saja tumpah.
Sedangkan gadis cantik dibelakangnya terus saja mengejarnya.
"El berhenti tungguin aku!" teriak Nasyah menggelenggar ke koridor kelas.
Tiba-tiba ada tangan kekar menarik pundak Nasyah. Mau tak mau nasya berhenti dan menengok siapa itu.
"Kamu kan temannya Putra kan?" tebak Nasyah.
"Iya. Gua Rifqi sahabatnya mereka. Lo mending disini aja biar gua susul dia." ujar Rifqi dengan datar.
Nasyah hanya menganguk sebagai jawaban.
Rifqi langsung mengejar El yang lumayan jauh.
Sampai ditaman. Gadis itu duduk dibangku taman yang tampak sepi. Matanya menatap datar kedepan.
Rifqi langsung duduk disebelahnya.
"Terkadang hidup itu harus dikasih ujian biar mereka tidak lupa meminta petunjuk pada Allah." kata Rifqi juga ikut menatap kedepan.
Elisya menoleh sekilas menatap datar Rifqi. "Ngapain kesini? Mau ngehujat juga?" sarkas tajam Elisya yang matanya terus menatap depan.
"Lo tau hujan? Walaupun banyak orang yang mengeluh, tapi hujan akan memberi kebahagiaan. Dengan berupa pelangi." kata Rifqi lagi.
"Dan asal lo tau juga. Tidak semua hujan bisa menjajikan pelangi." timpal Elisya yang terus menatap depan.
"Iya. Tapi senja yang dinantikan orang itu akan membawa pada kegelapan." kata Rifqi.
"Gua gak mau jadi hujan maupun senja. Tapi gua cukup ingin jadi bunga mawar, walaupun dihancurkan ia akan tetap ngasih keharuman pada tangan yang menghancurkannya." balas Elisya.
"Dan lo harus kuat menghadapi cobaan jika lo ingin kebahagiaan setelah kesusahan."
"Lo ngomong apa sih? Ngawur aja!" tukas Elisya menatap tajam kearah cowok disampingnya
"Selalu lah tersenyum. Tipu pada dunia bahwa lo baik-baik aja." kini giliran Rifqi yang menatap Elisya. Elisya kembali menatap depan.
"Salah kah kalo gua berpenampilan kek gini? Dan salahkan kalo gua jadi tomboy? Kenapa mereka mudah sekali mengatakan itu tanpa tau perasaan gua?" ricaunya. Perlahan air matanya jatuh dengan mulus.
"Lo gak salah. Hanya saja mereka kurang mengerti diri lo," jedah Rifqi. "Tapi Allah sangat membeci cewek yang menyerupai lelaki. Begitu juga sebaliknya, Allah juga membeci cowok yang menyerupai cewek."
"Lo ko malah nyeramain gua?! Gua gak butuh ceramah lo!" ketusnya menatap tajam kearah samping.
"Mana jilbab lo?" tanya Rifqi.
"Dirumah lah ngapain tanya-tanya?!"
"Udahlah sebel gua sama lo!" sambungnya
Elisya hampir aja beranjak pergi tapi pergelangan tangannya sudah ditarik duluan sama Rifqi.
"Ck! Ngapain sih lo pengang-pegang gua?! Eh BTW ngapain lo kesini, bukannya lo masih dipondok? Jangan bilang lo ngikutin gua? Gak dipondok gak disini sama aja ketemu lo. Nek gua liat muka lo!" ketusnya meninggalkan Rifqi sendiri.
Lagi-lagi Rifqi kembali memegang pergelangan tangannya sehinggah ia kembali duduk.
"Ngapain sih?!" desaknya sebal.
"Bentar pakai ini," entah dari mana Rifqi mendapat jilbab putih saudi itu. Ia langsung memakaikannya Elisya jilbab.
Tubuh Elisyah langsung tegang mendapatkan perlakuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
ComédieMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...