Kring,,
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring ke penjuru sekolah. Para murid mulai berhamburan untuk memenuhi kantin, tak terkecuali Elisya. Gadis itu sudah duduk manis di bangku yang disediakan oleh sekolah, ia tinggal menunggu pesanannya datang.
Di tengah damainya ia menunggu dengan me-scroll media sosial, tiba-tiba kursi depan ditarik pertanda akan ada orang yang menempatinya.
Elisya mengangkat wajahnya untuk melihat siapa pelaku yang ingin duduk dengannya. Wajah Elisya semakin dibuat datar, setelah melihat kalau orang itu ialah ketiga pria tadi pagi.
"Woi Put! Lo kan tadi izin ke toilet? Eh taunya udah disini aje lo," Elisya hanya memutar bola malas, tanpa berniat meladeni Nathan.
"Tumben jambul lo lo ganti dengan poni, kek boyband Korea tau gak lo?!" Celetuk Dio dengan sedikit kekehan.
"Ini atuh A' pesenan-nya," kata bu kantin dengan logat sunda nya serambi meletakan nampan yang berisi soto ayam beserta es teh.
"Makasih ya, Buk," balas Elisya dengan senyuman. Setelah itu ibu kantin pergi, untuk melakukan pekerjaannya.
"Woi, Put, diem-diem bae!"
"Gak kayak biasanya tahu enggak lo?! Diem mulu."
Elisya masih tidak bergeming. Tangannya mulai mengaduk soto ayam itu yang baru saja ia beri sambal. Baru satu suapan belum sempat ia kunya, tiba-tiba ada suara yang mengagetkan yang membuatnya tersedak.
"Woi!!" seru nya. Mereka semua pun menengok ke sumber suara. Bertapa terkejutnya mereka ketika melihat Putra ada dua.
Elisya terbatuk-batuk, rasa pedas dan panas begitu menyiksa tenggorokannya. Putra yang melihat sang kembaran tersedak, dengan sigap ia menyodorkan air putih yang dibawahnya ke Elisya. Dengan kasar Elisya menerimanya, ia meneguk sampai setengah.
Dirasa sudah mendingan, ia menatap tajam Putra. “Lo kalau datang tuh salam dulu kek, atau apa. Main ngagetin aja!” cetusnya lalu kembali melanjutkan makannya.
Kebingungan mereka bertambah ketika melihat interaksi keduanya. “Wih keren Putra ada dua, kayak Naruto,” celetuk Nathan dengan bertepuk tangan.
Dio yang di sebelahnya dengan gemas mejitak kepala Nathan. Pasalnya Nathan berkata dengan kerasnya, jelas itu membuat beberapa sepasang mata memandang mereka.
"Gue cariin juga, ehh taunya di sini," ujar Putra, lalu duduk disamping Elisya. sementara mereka hanya melongoh.
Dengan seenaknya Putra menarik mangkok berisi soto milik Elisya, lagi-lagi Elisya harus diuji kesabarannya. Putra memakan soto milik Elisya dengan santainya, tidak memperdulikan tatapan tajam yang sudah siap membunuhnya.
“Kagak modal Lo kambing. Gue laper setan, kebiasaan deh Lo suka banget ngambil makanan gue!” Elisya mendengus kesal, bahkan wajahnya sudah semakin ia tekuk.
Putra hanya terkekeh menanggapi amarah Elisya, ia juga tidak tahu mengapa makanan hasil ngambil milik orang terasa begitu nikmat. Tangan Putra terulur menyuapi adiknya itu, karena dulu ngambeknya Elisya cepat reda hanya dengan Putra menyuapinya.
“Aaaa...” ujar Putra dengan membuka mulutnya lebar-lebar agar Elisya mau membuka mulutnya juga.
Dengan perasaan yang dongkol Elisya membuka mulutnya dan menerima suapan dari Putra. Jadi lah kini mereka makan berdua, dengan Putra menyuapi Elisya sampai soto di mangkuk habis.
Dalam pandangan orang lain, mereka seperti pasangan gay yang lagi menyuapi pasangan ukenya. Mereka yang melihat ada yang tersenyum geli, ada juga yang jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Masuk Pesantren? [WES RAMPUNG]✔
HumorMENDING LU PADA BACA VER 2 DEH, DI SANA LEBIH BAEK DARIPADA DISINI!! (Berhubung saya malas revisi, jadi saya membuat STMP ver.2. Di sana penulisannya lebih baik, 60% since tidak ada di STMP ver.1. Tapi tenang saja alurnya masih sama Shay. (Tapi ters...