3. Anak Jenderal

5.6K 309 9
                                    


"Wooo woo woo, Abhimanyu putera Arjuna,"sapaan khas logat orang Madura dari Bang Tigor, penjaga parkir dikampus menyambut kedatangan Abhi setelah memarkirkan motor dibawah satu-satunya pohon rindang yang tumbuh dipelataran parkir luas kampusnya itu.

Abhi menjabat tangan Bang Tigor. Menautkan tangan sekilas lalu diakhiri dengan tos punggung jari yang saling mengepal. Fist bump ala lelaki.

"Ada apaan nih, tiba-tiba mahasiswa abadi nongol disini?Wuuih, motor baru yak?"tanya Bang tigor takjub setelah sadar dan sempat menoleh kebelakang. Pada motor Ninja ZX-10R berwarna hitam terparkir gagah tak jauh dari tempatnya. Terlihat kontras diantara deretan motor yang berbaris rapi. Meski ada juga motor sport diantara deretan itu, namun motor Abhi lah yang paling waow diantara mereka.

Waow dari segi body yang sangat gahar, racy dan super sporty, juga tentu dengan harga sangat fantastis.

"Duduk sini bos,"Bang Tigor menarik kursi plastik. Membersihkan atasnya dengan kain lap dan mempersilahkan Abhi untuk duduk.

Maklumlah, anak Jenderal itu sangat protektif dengan kebersihan. Tidak bisa sembarangan duduk ditempat kotor dan berdebu seperti markas parkiran yang ukurannya tak jauh beda dengan bilik pos satpam. Kecil, sempit dan hanya ada satu bangku panjang terbuat dari kayu dan dua kursi plastik sebagai tempat duduk.

Meski begitu, tempat Bang Tigor menjadi salah satu tempat favorit anak kampus, terutama bagi kaum laki-laki yang haus akan keindahan dan menginginkan yang segar-segar setelah mata sepet bergelut dengan makalah dan presentasi yang tak ada habisnya.

Kenapa? Karena dari tempat itu mereka bisa melihat mahasiswa ketceh nan sekseh saat perkuliahan berakhir. Mereka bisa cuci mata dan ngecengin makhluk Tuhan yang tercipta dengan segala kemolekan dari atas hingga bawah.

Bisa disiul-disiul, bisa dikedip-kedipin mata, dan bisa di ciye-ciye sesuka hati. Bebas. Tidak ada yang melarang. Malah mereka akan GR sambil tersipu-sipu malu ketika digoda seperti itu. Itu pertanda bahwa eksitensi mereka diakui oleh kumbang-kumbang penggoda yang hobinya selalu menggoda.

Tak terkecuali bagi Abhi and the geng saat masih aktif menjadi mahasiswa dulu. Bedanya, Abhi bukan kumbang penggoda. Ia adalah bunga dengan banyak madu yang selalu digoda oleh kumbang penggoda. Iya, karena kumbang yang menggoda Abhi itu berjenis kelamin betina.

"Abang saja yang duduk disitu,"tolak Abhi dan memilih duduk dibangku kayu."Gimana kabar Abang? Anak isteri sehat?"tanya Abhi sambil mengeluarkan rokok dan pematik dari saku jaket.

Sudah lama sekali Abhi tidak menginjakkan kaki dikampus ini. Hari inipun ia tidak akan datang kalau bukan karena tangis Mami yang berderai-derai karena menginginkan Abhi lulus dan wisuda tahun depan.

Mami bahkan menyogok Abhi dengan motor sport teranyar setelah motor Honda CB jadulnya masuk bengkel dan tak bisa terselamatkan lagi akibat kecelakaan minggu lalu. Harus pensiun dan dimusiumkan di garasi.

Sembilan tahun mendekam dikampus dengan julukan mahasiswa abadi sudah cukup membuat Mami stres tak berkesudahan. Bahkan Papinya yang keras dan otoriter juga angkat tangan. Menyerah pada kebebelan Abhi yang ngotot tidak mau kuliah lagi.

"Mami gak minta yang muluk-muluk sama kamu, Mami cuma minta kamu lulus. Diwisuda. Dapat ijazah. Dapat gelar Spd. Udah, itu aja! Apa salah Mami sampai Mami harus menanggung dosa dan malu menanggung omongan orang tentang Mami yang tidak becus membesarkan kamu? Bagaimana Mami harus menghadapi nyinyiran mereka setiap saat karena pendidikan kamu yang hanya mentok di ijazah SMA? Mau ditaroh dimana muka Mami ini Abhiiiiiiii? Kasihan sekali nasib Mamimu iniiiii, ya Allah ya Tuhaaan, apa salah dan dosakuuu..."

Begitulah kira-kira cuplikan drama tadi pagi yang membuat Abhi mau tidak mau mengiyakan permintaan Mami untuk lulus tahun depan. Meski sebenarnya Abhi sudah sama sekali tidak bergairah untuk kuliah dan menuntaskannya sampai mendapat gelar seperti yang diinginkan Mami.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang