21. Bimbang

3.5K 239 17
                                    

Ya ampuun gaaes ini udah hampir tiap malem aku rajin nyetor buat kaliaaan😆
Demi pembaca - pembaca setia akkooh
Semoga suka part ini,
Hepi reading en jangan lupa votmennya ya gaaeess😘😘

______________


Empat hari absen dari segala kegiatan membuat Ayra diserbu para krucil saat muncul pagi hari dikelas PAUD. Mereka berhamburan mengerumuni Ayra. Menghujaninya dengan pertanyaan dan cerita - cerita sepele selama Ayra absen.

Ayra mendengarkan seksama. Menjawab satu persatu pertanyaan mereka dengan telaten. Hingga sampai pada satu pertanyaan yang membuatnya diam tidak tahu harus menjawab apa.

"Om Abhi mana teh? Om Abhi juga lama gak masuk kelas,"

"Hu'umm, Ical kangen. Gak ada lagi yang beliin kita es lilin,"

Beberapa murid lainnya mengangguk. Setuju dengan pernyataan Ical.

"Om Abhi sakit juga?"

"Om Abhi pergi ya?"

"Gak enak kalo gak ada om Abhi, maen sama om Zidan kita jadi diumek - umek sama digelitikin terus,"

"Bilang sama om Abhi suluh pulang gitu, teeeeh,"

"Kita mo maeenn,"

Ayra hanya tersenyum dan berjanji akan membawa Abhi kembali lagi. Meski sebenarnya diapun tidak tahu dimana keberadaan Abhi sekarang. Absennya kosong semenjak Ayra masuk rumah sakit.

Pulangkah dia? Tapi kenapa?

Di whatsap tertulis pemberitahuan bahwa nomernya aktif empat hari lalu.

Ayra menghela nafas. Ada apa sebenarnya? Padahal sebelum dia pingsan di kamar mandi, Abhi masih menemaninya. Menghkawatirkan keadaannya. Mengusap air matanya. Mengelus perutnya seperti yang dilakukan ibu. Saat dirinya pingsan, yang menggendong dan menepuk - nepuk pipinya juga Abhi. Ayra mendengar Abhi memanggil namanya penuh kekhawatiran. Dia mendengarnya dengan jelas. Hanya saja mata dan kepalanya terasa sangat berat. Badannya juga terasa kaku. Tapi setelah dirumah sakit, Abhi sama sekali tidak tampak datang menjenguknya.

Ayra menggigit kuku ibu jarinya cemas. Bertanya pada Zidan dan yang lainnya pun serempak memberikan jawaban yang sama, tidak tahu.

Dimana sih dia? Kenapa tiba - tiba menghilang seperti ditelan bumi?

Ayra sempat menyangkut pautkan kepergian Abhi dengan putusan pihak kampus atas masalah kemarin. Mungkin memang benar Abhi di DO. Kalau memang benar, Ayra akan pergi menemui rektor langsung. Masalah itu bukan hanya menyeret Abhi, tapi juga menyeret dirinya. Jadi hukuman itu harusnya juga diberikan padanya, bukan hanya Abhi.

Namun Linda bercerita bahwa pihak kampus tidak menjatuhi hukuman apa - apa terhadap Abhi. Masalah kemarin sudah dianggap selesai. Linda juga bercerita kalau Abhi dan Zidanlah yang membawanya ke puskesmas. Abhi menggendong dan memeluk Ayra dalam pangkuannya. Tidak perduli dengan darah menstruasinya yang berceceran dibaju dan mobil Zidan.

Ayra menutup muka dengan tangan mendengar cerita Linda. Antara malu, sedih, haru, kesal bercampur jadi satu.

Lalu Abhi kemana? Kenapa malah tiba - tiba pergi meninggalkannya sendirian?

"Misi, misi, misi, aer galon mau lewat,"Ricky masuk dengan menggotong galon air.

"Ky, pelan - pelan dong, kaki aku hampir keinjek tauk,"protes Devi.

"Ya kan gue udah bilang permisi barusaan,"

"Awas, yang bener naroknya. Jangn sampek muncrat itu air."tunjuk Lila pada despenser dengan dagunya.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang