Selamat tahun baru 2020 gaaaeess
😁🎉🎉🎉🎉😂
Liburan kemana aja niih?
Eh hepi ridiiing yaa😘😘
Ditunggu votemennya kaka 😘__________________
Hari minggu, acara jalan santai.
Balai desa Sindang Asih berubah tempat menjadi lautan manusia. Satu panggung besar berdiri gagah menghadap tepat kearah jalan. Spanduk dari masing - masing produk sponsor dipasang disegala penjuru menambah semarak suasana. Tenda - tenda kecil berbentuk kerucut berjejer rapi didepan pagar balai. Mulai dari mie instan, minuman, cemilan sampai kopi lengkap ada disana.
Antusias warga mengikuti acara benar - benar patut diacungi jempol. Hampir semua warga hadir, bahkan ada dari desa tetangga yang mengeluh karena tidak kebagian kupon dan hanya bisa mengikuti acara jalan santai tanpa ikut merasakan deg - degannya saat undian itu dikocok nanti.
Ini acara hiburan untuk warga. Jadi siapa saja boleh ikut bergabung. Yang tidak membeli kupon pun juga bisa datang untuk sekedar ikut senam pagi atau menikmati acara hiburan setelahnya.
Jam masih menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit. Mentari pagi juga masih malu - malu menunjukkan cahayanya di ufuk timur. Jalan santai dengan hanya memutari jalan setapak desa telah selesai. Ayra, Linda dan beberapa teman lainnya berdiri dipintu masuk. Menerima kupon dari warga, menyobeknya sebagian lalu memasukkannya kedalam kotak kerdus.
Warga disana Kompak dan tertib sesuai prosedur. Tidak ada saling dorong. Tidak ada yang berani senggol bacok. Semua berbaris rapi dipintu masuk, menunggu giliran mereka menyerahkan kupon pada petugas.
"Teh, doain Ical dapet kambing yah,"Ical muncul dengan menyerahkan sepuluh kupon pada Ayra.
"Banyak banget kupon kamu, Cal?"Ayra tersenyum dan mengangguk ramah pada ibu Ical yang berdiri dibelakangnya.
"Iyaa supaya Ical dapet kambiiiiing,"Ical nyengir mnunjukkan gigi yang tidak rata berwarna kecoklatan akibat seringnya memakan permen.
Ayra tertawa. "Iya, iya teteh doain. Tadi beneran jalan apa naik sepeda?"
"Jalan doong,"
"Bohong teh,"sela Faris. Teman Ical."Ical tadi minta gendong sama bapak. Nggak kuat katanya, kakinya pegel."
Ical mendelik marah. Faris membalasnya dengan memeletkan lidah. Ayra menerima kupon Faris, menyobek sebagian dan menyuruh bocah - bocah itu masuk kedalan diikuti orang tua masing - masing. Tak lupa satu gelas air mineral beserta snack Ayra berikan.
"Doain Faris dapet kipas angiiin ya teeeh,"seru Faris sebelum hilang dari pandangan. Ayra mengangguk sambil melambai.
"Mereka lucu ya mbak, gak terasa. Bentar lagi udah mau pisah."
Ayra mengangguk membenarkan ucapan Linda. "Masih ada waktu seminggu lagi, Lin. Besok kita puas - puasin umek mereka dikelas."
Linda terkekeh mendengar rencana Ayra.
"Ay, coba lihat siapa yang aku bawa?"
Suara laki - laki yang membuatnya hampir diserang diabetes karena sikap manis dan rayuan gombal receh yang hampir diterimanya setiap menit itu, menimbulkan teriakan histeris Ayra.
"Nini??!! Sama siapa kesini? Mau ikut senam juga?"
"Leres neng, memang barudak saja yang boleh datang kesini?"
Ayra tergelak. Meraih tangan keriput itu, lalu menciumnya."Iya Ayra lupa kalau nini itu nenek - nenek rasa ABG,"kening Ayra berlipat begitu melihat ada tangan lain yang terulur. "Ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh tak Bersyarat (End)
RomanceKatanya, Love is blind. Tidak memandang rupa, kasta juga status. Asal hati sudah memilih, dan jika cinta sudah memanggil maka tiga kata diatas itu sudah tak penting lagi. Namun bagaimana jika seorang Abhimanyu, lelaki yang tidak pernah serius dengan...