12. Desiran aneh (1)

3.6K 234 9
                                    

Maaf ya baru up🙏
Kesibukan di dunia nyata benar-benar tak bisa ditinggal😫
Salam kenal buat new followers😁
Happy reading gaaeess😘
             
     ___________________


Jam sudah menunjukkan pukul 20.15 saat Ayra menguap dan merasakan kantuk amat sangat sampai membuat sudut matanya berair. Tapi proposal untuk kegiatan jalan santai awal bulan masih belum selesai. Ditatapnya layar berukuran 14 inci itu masih berisi dua paragraf pada bab pendahuluan dengan putus asa.

Ya Allah, ngantuuuuuukk. Ayra mengacak-acak rambutnya frustasi. Lalu menepuk-nepuk keras pipinya. Mencoba menghilangkan kantuk.

Terhitung sudah dua minggu ia dan kesebelas teman lainnya berada di desa Sindang Asih dengan seabrek kegiatan program KKN setiap harinya. Mulai dari muka bantal, sampai akan menyentuh bantal lagi, rutinitas itu saja yang dilakoni.

Kantor desa, sekolah, perpustakaan, musholla, bimbel, TPQ, lalu rumah pak kades dimalam hari untuk istirahat. Terkadang, ke rumah bidan setempat saat kegiatan posyandu. Atau, rumah ketua perhimpunan tani Sindang Asih untuk melakukan penyuluhan terkait bidang pertanian dikarenakan gagal panen yang selalu menimpa lahan pertanian warga.

Meski sebenarnya, di kelompoknya tidak ada mahasiswa dengan jurusan pertanian. Tapi apalah daya, namanya juga KKN, Kuliah Kerja Nyata. Yang kegiatannya selalu berinteraksi dengan masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan desa terssbut. Mau tidak mau, mereka harus siap menjalankan profesi baru yang tidak sesuai dengan jurusan.

Ayra tidak menyangka, kegiatannya akan jadi sepadat ini. Ia pikir, KKN itu kegiatan mata kuliah semester akhir yang menyenangkan. Santai, mudah, damai, penuh pengalaman baru, dan bebas.

Nyatanya, tidak ada yang namanya santai, mudah, bebas dan jauh dari kata damai. Meski Ayra harus mengakui setiap hari selalu penuh dengan pengalaman baru. Pengalaman yang membuatnya harus berkutat dengan program kegiatan dan laporan-laporan, belum lagi kerjasama antar kelompok yang tidak sekompak Ayra pikirkan selama ini. Ada saja yang malas, ada saja yang suka mengeluh ini itu, ada saja yang masih saling tunjuk saat melakukan kegiatan, ada pula yang bersikap acuh tak acuh.

Adu argumen selalu terjadi setiap saat. Perbedaan pendapat, ego, dan pola pikir menjadi pemicunya. Tak ayal, setelahnya akan terjadi aksi saling diam, saling nyinyir bahkan aksi tangis-tangisan dari bagian tim perempuan.

Memang ya, memahami berbagai karakter dari berbagai orang yang tergabung dalam satu kelompok tidak segampang membalikkan telapak tangan. Perbedaan dimana-mana. Harus butuh kesabaran ekstra, kepekaan kuat, juga pengendalian diri. Turunkan ego, tahan emosi.

Jangankan memahami, mengenal satu karakter orang saja tidak cukup hanya dalam hitungan hari. Butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk itu. Tapi ia disini hanya sampai dua bulan saja, kalau sampai waktu itu masih kesulitan untuk saling memahami karakter satu sama lain, ya sudah. Bertahan saja. Jadikan perbedaan yang kadang menimbulkan permasalan menjadi sesuatu yang menguatkan.

Caranya?

Jangan lihat perbedaannya, tapi lihat persamannya. Sama-sama mengemban tugas dari satu almamater yang sama.

Oke, kepala Ayra sudah terkulai diatas meja samping laptop. Desiran angin dari kipas yang menggantung diatas kepala semakin membuat kelopak matanya terasa berat. Tak apalah jika malam ini ia harus tidur di perpustakaan kantor desa. Sungguh matanya sudah benar tertutup rapat sekarang.

Namun, kasak-kusuk tentang gudang kosong didepan ruang perpus yang katanya suka terddngar suara aneh dari dalamnya, seketika berkelabat dikepala Ayra. Bulu kuduknya tiba-tiba meremang. Nafasnya tercekat ditenggorokan.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang