19. Tentang Akmal (1)

3.4K 239 28
                                    


Biar lebih berasa nyeess pas baca sambil muter lagu babang Judika yang judulnya jikalau kau cinta yaa😁
Hepi reading bibeh, ayok ayok mana votenya, ditunggu yaaa😘😘

_____________


"Sudah sampai ditempat Kayla kamu, Le?"

"Masih dijalan bu, sebentar lagi sampai."

"Iya hati - hati nyetirnya. Kasihan Kayla sudah dari tadi nungguin kamu dibutik. Terpaksa dia fitting baju sendiri."

"Akmal minta maaf bu, tadi benar ada urusan mendesak ditempat KKN."

"Urusan lain apa toh yang lebih mendesak selain urusan pernikahan kalian?"

"Ini Akmal sudah sampai bu, telponnya Akmal tutup dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Habis dari butik, Kaylanya langsung ajak makan malam ya, ajak ke restoran  Le. Jangan bawa makan diwarung tenda."

Akmal memutus sambungan tepat dengan mobil yang dikendarainya berbelok masuk kedalam parkiran luas salah satu butik ternama di Jakarta.

Tampak Kayla berdiri diteras butik ditemani dua pegawai toko. Mereka berbincang akrab layaknya teman lama.

Kayla tersenyum saat mobil yang menjemputnya terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Mbak, aku pamit dulu ya. Maaf karna mulai tadi siang sudah aku rempongin, hehe. Butiknya itu juga aku acak - acak bajunya,"

Kedua penjaga toko itu tertawa renyah. "Gak papah mbak, malah seneng bisa ikut sibuk buat acara nikahannya."

"Besok balik lagi ya mbak ke sini, kan pengantin lakinya belum  fitting baju,"

Kayla mengangguk. Menerima tiga bag paper dengan logo butik dari pelayan toko berambut pendek. Inez namanya. Sedang satunya Sarah.

"Heran deh, suka kalap kalau ketemu gamis - gamis lucu,"Kayla menggumam. Melongok hasil belanjaannya tadi. Tiga set gamis berhasil masuk dalam tas belanja setelah bolak - balik keluar kamar ganti karena bingung harus pilih yang mana. Semua bagus. Semua lucu.

"Gak papah mbak, ada calon suami juga yang bayarin,"celetuk Sarah kemudian cekikikan.

Kayla tertawa. Menoleh kearah Akmal yang melambaikan tangan padanya. "Pulang dulu ya mbak, makasih. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"sahut kedua penjaga toko serempak.

Kayla berlari kecil menghampiri Akmal. Hijab syar'inya bergerak - gerak tertiup angin. Sesampainya didepan Akmal, diambilnya tangan Akmal. Dicumnya punggung tangannya seperti kebiasaanya setiap kali bertemu atau akan berpisah. Mereka berbincang sebentar sebelum akhirnya Kayla masuk mobil dan Akmal mengangguk sopan pada pegawai toko yang masih setia berdiri diteras.

Kedua pegawai toko itu membungkuk saat mobil Akmal bergerak meninggalkan halaman parkir butik.

"Pasangan yang serasi,"

"He'em, satunya cantik satunya tampan. Eh, tapi kok kayak pernah lihat mbak yang tadi itu ya?"Inezmengetuk jari pada dagu. Mencoba mengingat. "Siapa tadi namanya?"

"Kayla, mbak Kayla."

"Kayla… Kayla… Kayla… namanya asing, tapi wajahnya itu loh,"Inez menggerak - gerakkan tangan didepan wajah. "Gak asing lagi,"

"Masa sih? Lihat dimana mbak? Ah pelanggan tetap kita mungkin mbak,"

"Nggak, bukan. Dia baru sekali ini datang ke butik. Wajahnya itu kayak familiar banget, tapi aku lupa dimana. Terus penampilannya dulu itu gak kayak sekarang,"Inez mencoba mengingat lagi."Dulu sepertinya gak pakai hijab, he'em bener. Aku yakin seratus persen,"Inez mengangguk yakin.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang