Happy sunday days gaaeess😁
Salam kenal untuk new followers,
Jangan lupa klik votemennya ya gaes😚
Hepi ridiiiiiing😘😘😘😘________________
Silau mentari yang masuk melalui jendela kamar memaksa Abhi membuka mata. Kepalanya terasa berat. Badannya remuk. Kerongkongannya kering. Air mana air.
Abhi bangun dengan mata masih separuh terpejam. Meraba nakas disamping tempat tidur.
"Astaga,"Abhi memutar badan sampai kepalanya terantuk sisi tempat tidur. Kaget.
"Sudah bangun kamu?!"
Suara familiar yang sekarang lebih mirip suara nenek lampir ditelinga Abhi membuat Abhi kembali menjatuhkan kepalanya dibantal. Mami menatapnya dengan pandangan mengerikan. Seperti siap akan menelannya bulat - bulat.
"Ehm, haus Mi. Tenggorokan kering. Ekhem, khem, kheeemm,"
"Sudah sadar kalau ini Mami kamu?"tunjuk mami pada mukanya sendiri.
Abhi menutup sebelah matanya. Lah, memang siapa lagi? Selena gomez?
"Kamu ini ya,"Mami memukul apa saja yang bisa dijangkaunya karena Abhi berkelit kesana kemari menghindari telapak tangan mami."Pulang - pulang bikin Mami khawatir. Mabuk, muka lebam - lebam, motor beret disana - sini, spion hancur…"
"Mi, Mi, Mami, Abhi kecelakaan semalem. Sumpah. Jatoh gara - gara menghindar nabrak kucing,"
"Ooh habis nabrak kucing? Kucingnya si Ay - Ay - Ay namanya, iya?"Mami berdiri. Berkacak pinggang menghadap pada putra semata wayangnya yang matanya membulat menatap kearahnya.
"Kok, tau - darimana nama itu, Mi?"tanya Abhi nyaris berbisik.
Mami mendengus. "Tau dari mulut kamu lah semalam, darimana lagi?"
Abhi langsung membekap mulutnya sendiri. Oh my wow, apa sebenarnya yang sudah terjadi semalam?
Tanpa ditanya ataupun diminta Mami menceritakan kejadian semalam sembari menirukan Abhi yang mengigau dalam mabuknya.
"Ay, jangan pergi, Ay. Ay, aku rindu. Jangan kemana - mana, Ay. Aku minta maaf, Ay. Maafin aku yang terlalu egois. Tetap disini, disisi aku. Aku siap terima kamu apa adanya. Tapi, Ay plis ya sama aku aja,"
Abhi menggeleng tak percaya mendengar dan melihat Mami luwes menirukan gayanya. Sedikit oleng kekanan - kiri sambil sesekali memeluk lengannya sendiri.
"Kamu peluk kaki Mami sambil nangis - nangis sampai buat seisi rumah heboh di jam dua pagi, durhaka kamu memang, Bhi,"Mami menunjuk Abhi dan kembali berkacak pinggang.
Abhi meremas rambut lalu wajahnya. Benarkah? Segila itukah dirinya? Ini bukan karangan Mami semata kan?
Mulutnya terbungkam. Tak bisa berkata - kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh tak Bersyarat (End)
RomanceKatanya, Love is blind. Tidak memandang rupa, kasta juga status. Asal hati sudah memilih, dan jika cinta sudah memanggil maka tiga kata diatas itu sudah tak penting lagi. Namun bagaimana jika seorang Abhimanyu, lelaki yang tidak pernah serius dengan...