Haiii gaaees😁
Maaf ya baru bisa up,
Ada yang nungguin mamas gak?
Ada yang kangen gak?
Atau mungkin sudah lupa?
Apapun itu, hepi reading gaes😂
Ditunggu votemennya😘_____________
Ayra baru selesai menjemur pakaian ketika suara Ayah memanggilnya dari ruang tengah.
"Ada apa, Yah?"
"Hape kamu bunyi tuh,"tunjuk Ayah pada meja panjang disamping televisi.
Ayra berkerut melihat siapa yang menelpon. Tante Nadia. Tumben, sepagi ini ibu Abhi yang sebantar lagi mungkin juga akan menajadi ibunya menelpon. Ada apa? Ayra menahan senyum sembari menekan tombol terima.
"Hallo, Assalamualaikum, Tante?"
"Waalaikumsalam, Ayra hari ini sibuk?"
Ayra menengok sekeliling. Pada Ayah yang bermalas - malasan meneonton berita. Pada meja dapur yang sudah penuh makanan. Pada seluruh lantai dan perabotan rumah yang mengkilap. Juga pada deretan jemuran yang berjejer rapi diatas kawat.
"Nggak, Tan. Sibuknya sudah selesai."
"Syukur Alhamdulillah. Nanti main kerumah ya, sayang. Biar Abhi yang jemput. Tante tunggu dirumah ya…"
"Ng, dirumah Tante ada acara?"
Terdengar suara tante Nadia yang tertawa kecil dari seberang. "Nggak ada, cuma kumpul - kumpul sama keluarga. Sekalian mau kenalin calon isteri Abhi sama ponakan - ponakan Tante,"
Ayra memilin ujung bajunya sambil menunduk malu."Iya, nanti Ayra kesana…"sahutnya lirih.
"Tante tunggu ya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam,"
Sambungan terputus. Jemari Ayra masih tetap memilin ujung bajunyu. Wajahnya tersipu penuh rasa bahagia bercampur haru. Tuhan memang memiliki rencanaNYA sendiri untuk hidupnya. Hidup yang mungkin tak sama lagi seperti kemarin. Hidup yang mungkin akan menempatkan dirinya pada kebahagiaan setelah bertubi - tubi rasa sakit dia terima. Hidup yang mungkin akan memperlakukan dirinya secara adil dan layak.
Setelah aksi lamaran gila di pulau seribu, Abhi langsung membawa Ayra bertemu dengan kedua orang tuanya. Memperkenalkan Ayra pada Tante Nadia juga Om Juna sebagai kekasihnya.
Ciieeh kekasih. Ayra menyusut ujung hidung yang tidak gatal. Senyum masih tetap merekah dibibir mungilnya. Ini adalah kali ketiga Ayra berkunjung ke rumah camer. Ciieeeh camer cenah.
[Mas,] hapus. Kok masih geli ya mau panggil dia mas?
[Bhi,] Ayra mengangguk setuju. Panggilan ini lebih cocok untuk Abhi.
[Tante Nadia barusan telpon. Ada acara apa dirumah kamu? Kok gak ada cerita apa - apa sama aku?]
Centang dua. Belum biru.
[Abhi. Buka, baca terus baleeess. Aku penasaraaan]
[Aku harus pakai baju apa? Harus dandan cantik atau biasa - biasa aja? Terus aku harus bawa apa kesana? Nanti disana banyak orang atau keluarga kamu aja? Kok tante Nadia tadi bilangnya kumpul - kumpul sama keluarga? Keluarga yang mana?]
Gemas karena belum ada balasan, Ayra menekan tombol video. Photo profil Abhi yang memakai kacamata dengan ekspresi mata satu tertampil dilayar gawai bagian atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh tak Bersyarat (End)
RomanceKatanya, Love is blind. Tidak memandang rupa, kasta juga status. Asal hati sudah memilih, dan jika cinta sudah memanggil maka tiga kata diatas itu sudah tak penting lagi. Namun bagaimana jika seorang Abhimanyu, lelaki yang tidak pernah serius dengan...