Enjoy ya gais bacanya😁
Votmennya dong yaaah
😁😘👼"Hidungnya mirip aku, Yang,"
"Nggak, mirip aku."
"Bibirnya mirip aku. Imut, kecil, tapi seksi dong,"
"Nggak, ih. Mirip aku juga bibirnya."
"Kalau matanya, jelas mirip aku, Yang. Mata calon laki - laki macho itu. Tajam menusuk mampu menghipnotis semua cewek - cewek."
"Nggak, Mas. Mirip aku juga. Mirip kamu dari mananya, ngarang,"
"Mirip aku, Yang. Beneran mirip aku itu matanya,"
"Mirip aku. Jangan maksa deh!"
Abhi menghela nafas. Tanda mengalah. Pasrah saja apa kata nyonya. Asal dia bahagia.
"Ya udah, tangan dan kakinya aja yang mirip aku."
Tawa Ayra menguar didalam kamar rumah sakit bernuansa krem itu. Diacaknya rambut suaminya yang sedang menciumi bayi mereka dipangkuan Ayra.
"Dia mulu yang dicium dari tadi. Akunya nggak,"Ayra merengut dengan suara penuh rajukan.
Abhi terkekeh geli. Tapi tetap tidak mengalihkan perhatiannya pada bayi laki - laki yang menggeliat ketika bibir Abhi menciumi setiap inci tubuh dari makhluk mungil yang tak lain adalah baby boy nya. Abhi junior nya.
Bagaimana bisa Tuhan begitu bermurah hati padanya? Memberikan anugerah dan kebahagiaan tiada henti pada hidupnya.
Tanpa sadar, air mata Abhi menetes. Buru - buru ia mengusapnya sebelum terlihat Ayra dan digojlok habis - habisan oleh si nyonya.
"Udah, ah. Bayinya dibalikin aja ke ruang bayi. Aku panggil suster dulu."
"Ay,"Abhi menoleh dan menggigit bibirnya sendiri gemas."Cemburu sama anak sendiri. Gak lucu. Waktu buat kamu nanti. Setelah sembuh. Kalau sekarang, gak bisa kemana - mana cuma di …-"
"Kamu nangis, Mas?"
Abhi spontan menggelengkan kepala.
"Iya kamu nangis. Ini matanya basah,"Ayra menyentuh ujung mata Abhi yang masih tersisa sedikit air mata. Selanjutnya bisa ditebak, Ayra tertawa terpingkal - pingkal sampai matanya ikut mengeluarkan air mata. Meski setelahnya Ayra harus meringis karena rasa nyeri di bagian perut kebawah.
Tuh kan. Abhi berdecak kesal. Menepis tangan Ayra yang mencoba menyentuh kembali ujung matanya.
"Ya ampuuuun, suami aku beneran nangiiiiss,"
"Ay, brisik."
"Terharu ya? Atau jangan - jangan pas di ruang bersalin tadi, kamu juga nangis, Mas? Preman bisa nangis juga ternyata,"Ayra masih tertawa sambil menutup mulut dengan punggung tangan. Takut suara tawanya mengganggu si kecil.
Abhi hanya tersenyum menikmati tawa Ayra. Ia mencium lagi baby boy sebelum bangun untuk duduk menghadap pada Ayra.
Ditatapnya wajah pucat isterinya itu yang masih terlihat cantik walau gurat rasa lelah jelas terpancar disana. Delapan jam di ruang bersalin berada diantara hidup dan mati. Tanpa kehadiran dirinya berjuang sendirian melahirkan si jagoan. Hanya ditemani Mami disampingnya.
Wajar saja dunia Abhi serasa mau runtuh ketika mendapat kabar kalau Ayra akan melahirkan sedang dirinya masih berada di Macau karena urusan bisnis.
Penerbangan dengan kelas bisnis langsung diambil saat itu juga. Pertemuan penting itu terpaksa harus terjeda karena situasi genting yang tidak bisa Abhi tinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh tak Bersyarat (End)
RomanceKatanya, Love is blind. Tidak memandang rupa, kasta juga status. Asal hati sudah memilih, dan jika cinta sudah memanggil maka tiga kata diatas itu sudah tak penting lagi. Namun bagaimana jika seorang Abhimanyu, lelaki yang tidak pernah serius dengan...