"Mas, mau kemana?"
"Hmmh,"
"Mau keluar?"
"Hmmmh,"
"Keluar kemana?
"Hmmmh,"
"Mas!"sentak Ayra karena Abhi tidak menjawab.
"Pagi - pagi. Dandan cakep pakai setelan kayak guru olahraga kayak gini, itu mau kemana?" gregget Ayra bertanya untuk yang ke empat kalinya.
Abhi tersenyum mendengar istilah 'setelan kayak guru olahraga' yang Ayra sematkan padanya."Mau car free day,"Abhi menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari kaca spion motor. Sedang membenarkan posisi anak rambut yang tersisir terlalu rapi.
Harus dibuat sedikit berantakan agar terlihat macho dan keren.
"Naek motor?"tangan Ayra menyentuh kaca spion yang dibuat tempat berkaca oleh suaminya itu.
"He'emm sayangku. Cintaku. Calon ibu dari anak - anakku."
"Kan hari bebas berkendara, harusnya gak usah bawa kendaraan kesana."
"Nanti motornya aku taruh di kantor. Kita kesana jalan kaki karena lokasinya lumayan dekat dengan kantor."
"Aku ikut ya?"
"Bumil gak boleh kemana - mana. Dirumah aja. Jagain rumah."
"Iiish,"satu pukulan langsung mendarat di lengan Abhi."Wekeend gini, kamu enak jalan - jalan keluar trus aku, kamu biarin ndekem dirumah aja gitu?"
"Betul sekali,"satu jawilan kecil Abhi hadiahkan di dagu Ayra karena jawabannya seratus persen benar.
"Iish, jahat,"Ayra menghentak kaki dengan wajah cemberut."Lagian tumben banget mau car free day car free day. Dari kemarin juga kalau minggu biasanya ngorok dikamar."
"Kantor buat event kecil - kecilan di sana, sayang. Yang mengkoordinir event itu karyawan baru. Jadi aku kesana cuma mau ngecek sekalian kasih support buat mereka,"jelas Abhi. Mulai menstater motor besarnya.
Tidak terima dirinya akan ditinggal sendirin dirumah, Ayra mematikan mesin motor."Makanya aku ikut. Kan cuma sebentar, ya?"
"Disana ramai. Desak - desakan. Senggol - senggolan. Bau macem - macem. Mana panas lagi. Nanti yang ada malah muntah - muntah sampai disana,"Abhi kembali menghidupkan mesin motor.
"Gak bakal muntah. Aku pakai masker. Gak usah dijelasin gitu aku juga tahu gimana ramainya car free day. Kamu pikir cuma kamu aja yang pernah pergi car free day? Sok banget tuh kamu,"tuding Ayra pada Abhi yang cekikikan diatas motornya.
Semenjak hamil, isterinya itu memang sedikit cerewet. Tapi karena kecerewatannya itu Abhi malah semakin getol sering mendebat dan menggoda Ayra agar terus nyerocos.
Lucu dan gemas. Meski terkadang agak pusing juga bila kecerewetannya tak mau berhenti.
"Aku ikut yaa … ikut ya, Mass … boleh yaaa?"kini Ayra mulai bergelayut manja dilengan Abhi.
"Kamu dirumah aja. Nanti aku bawain oleh - oleh. Sampai sana aku Video Call. Kamu bisa pilih mau beli jajan apa aja disana, oke?"
"Gak mauuu … maunya ikut kamu kesanaa …"
Abhi menghela nafas. Kumat deh rewelnya. Bukan tidak mau mengajak Ayra pergi. Abhi khawatir saja pada kondisi Ayra yang suka pusing, lesu dan muntah tidak kenal waktu dan tempat. Bisa terjadi kapan dan dimana saja.
Dokter pun menyuruhnya untuk banyak istirahat dan tidak boleh banyak bepergian dulu. Karena kandungannya masih baru memasuki trismester pertama sehingga khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan mengingat riwayat kehamilan Ayra sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh tak Bersyarat (End)
عاطفيةKatanya, Love is blind. Tidak memandang rupa, kasta juga status. Asal hati sudah memilih, dan jika cinta sudah memanggil maka tiga kata diatas itu sudah tak penting lagi. Namun bagaimana jika seorang Abhimanyu, lelaki yang tidak pernah serius dengan...