33. Benci dan Cinta (2)

3.5K 231 26
                                    

Semoga suka dengan part ini😊
Ditunggu votemennya kaka😘😘

______________


Dulu, Abhi pernah berada di posisi ini. Menjadi tontonan gratis karena berkelahi dengan Damar untuk memperebutkan Mikha. Meski pada akhirnya semua usahanya itu sia - sia karena Mikha tetap memilih bersama Damar.

Sekarang, dirinya kembali mengalami kejadian serupa dengan menjadi pusat perhatian seisi resto. Bedanya kali ini dia lah yang menjadi rebutan dua orang wanita. Jennika di sebelah kanan. Dan Ayra disebelah kiri.

Menjadi rebutan? Sepertinya dua kata itu terlalu berlebihan untuk menggambarkan posisinya saat ini. Tidak ada adegan tarik menarik seperti yang dilakukan ketika sedang memperebutkan sesuatu. Atau saling mengumpat untuk saling menjatuhkan lawan dan mempertahankan sesuatu yang diperebutkan itu menjadi miliknya.

Tidak ada. Jennika tetap pada posisi semula, memeluk manja lengan Abhi. Sementara Ayra, gadis itu menunduk sambil terus memberontak melepaskan cengkraman kuat tangan Abhi.

Daripada suara gaduh penuh teriakan histeris, suasana di resto terasa sangat sunyi dan mencekam. Seakan semua penonton menunggu adegan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Abhi menghela nafas. Menyadari bahwa sikap akibat luapan emosi yang tak terkendali telah menyebabkan suasana di restoran menjadi tidak nyaman. Oleh karenanya, dia berusaha bersikap tenang sekarang. Tidak mau kembali menarik perhatian. Tapi sepertinya orang - orang itu masih menunggu dan sangat penasaran dengan tindakan yang akan diambil Abhi.

"Urusan kita belum selesai,"Abhi berucap tajam pada Damar."Kita selesaikan diluar."

Seperti biasa, Damar hanya mengedikkan bahu seraya menjawab."Oke."

Abhi menarik lengan yang menjadi sandaran empuk Jennika. Menimbulkan pekikan kecil Jennika. Tidak menyangka Abhi akan bersikap seperti itu padanya.

Menautkan jari diatara jemari Ayra, Abhi membawa gadisnya pergi menuju ruangannya. Seketika kasak - kusuk berdengung bagai rombongan tawon. Netijen mulai berspekulasi dengan pemikiran maha benarnya.

"Astagaaaa. Ayra?! Pak Gan?! Mereka???"Jihan menutup mulut tidak percaya. Jangan - jangan pak Gan itu memang benar Abhimanyu pacar Ayra. Omegad omegaaadd. Jihan heboh sendiri dibalik meja kasir.

"Iissh, Abhi kok gitu siih. Kasar banget,"Jennika mengentakkan kaki sebal. Dia berbalik, bermaksud mengejar Abhi.

"Jenny,"panggil Damar menghentikan langkah perempuan dengan pakaian minimnya itu."Duduk."

"Gak mau. Aku mau susul Abhi."

"Duduk dulu. Ada yang mau aku omongin."

Jennika melirik Damar dan kursi kosong didepannya bergantian. Melihat keseriusan di wajah Damar, Jennika pun duduk dengan dengkusan keras meluncur dari bibir merahnya.

***

Sesampainya diruangan Abhi, Ayra menarik tangannya. Warna kemerahan terlihat dipergelangan tangan. Bekas cengkraman tangan Abhi tadi. Perih bercampur panas.

"Bagus kamu ya,"Abhi berjalan menuju jendela besar diruangannya. Melonggarkan krah dileher. Membuka dua kancing di jas bagian depan. Dia butuh menghirup udara sebanyak - banyaknya untuk menghilangkan sesak.

"Didepan aku, kamu pasang muka judes. Didepan Damar kamu bisa ketawa bebas. Bisa bercanda. Bisa pakai riasan. Makan siang berdua sampai dia berani menyentuh dada kamu. Kamu anggap aku ini apa, hah?"bentak Abhi. Mengibaskan jas kebelakang. Lalu kedua tangannya bertumpu diatas pinggang.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang