34. Everything With You (1)

4.2K 233 8
                                    

Ditunggu votemennya gaes😁
Salam kenal untuk new followers😘

______________


"Pelan - pelan, perih."

"Iya ini aku udah pelan, kamu diam dulu jangan gerak - gerak."

"Tapi, sakit."

"Kita ke rumah sakit aja,"

"Gila kamu, gara - gara ini sampai harus ke rumah sakit? Mau ditarok mana muka aku?"

"Makanya diem. Jangan gerak - gerak, Ay. Ck."

"Geli, Bhi. Sakiiitt."

"Geli apa sakit? Yang bener dong, supaya aku bisa mantap nih,"

"Dua - duanya. Geli campur sakit campur perih lagi. Akh, aduh, dibilangin pelan - pelan."

"Ini sudah pelan, sayang. Jangan lebay, ah. Aku pasti bisa, perkara mudah ini mah,"

"Gimana gak mau lebay? hampir tiga puluh menit dan kamu belum selesai - selesai. Aku gerah nih, posisinya gak enak. Aku diatas, kamu dibawah. Kenapa aku harus gini sih? Kaki aku pegeeelll,"

"Ssssshhh, brisik, dek,"

"Kamu tau caranya gak sih?!"

"Taulah,"Abhi menyahut cepat."Masak cuma gini aja gak tau??"

"Ya kali. Buruan cabutnyaa. Jangan lama - lama, ih. Aku udah gak tahan, Bhi. Sakit banget iniiii,"

"Iya, iya, ini aku cabut. Siap - siap ya. Gak usah jerit,"ancamnya. Lalu Abhi mengambil posisi siap siaga.

Ayra mengangguk. Menutup mata dengan tangan. Tidak mampu melihat sesuatu yang akan terjadi selanjutnya.

"Aaaaaaaakkhhh,"teriakan Ayra melengking memekakkan telinga. Darah seketika muncrat dan berceceran dilantai."Udah aku bilang pelan, masih aja dibuat sakit,"dipukulnya bahu Abhi gemas seraya meringis kesakitan. Menghempaskan tubuh pada sandarah sofa.

Lega rasanya bisa duduk dengan posisi nyaman tanpa harus mengangkat kaki menahan kram.

"Sudah pelan, Ay. Jarumnya lumayan panjang, wajar aja kalau sakit. Tuh, lihat,"Abhi menunjukkan jarum yang baru saja berhasil dikeluarkannya dari kaki Ayra."Kamu sih, pakai lompat segala dari meja. Kena injak jarum kan jadinya,"

"Kalau aku gak lompat, udah habis aku jadi santapan makan siang kamu. Punya tangan lihai banget buat grepe - grepe. Dasar mesum,"

Abhi tergelak ketika tangan Ayra menjewer telinganya."Aku mesum kan kamu yang ngajarin,"Abhi terbahak saat jewerannya semakin sakit dia rasakan.

Jeweran Ayra baru terlepas saat Abhi memohon ampun dan kulit telinganya berubah warna menjadi merah.

"Kasar,"Abhi menggerutu mengusap telinganya.

Abai dengan gerutuan Abhi, Ayra memperhatikan sekeliling lantai."Lagian, kenapa bisa ada jarum nyasar, sih dikantor kamu? Kan bahaya kalau kena kaki orang lain."

"Nanti,"Abhi menyiram betadine pada kain kasa."Biar aku pecat OB yang membersihkan kantor aku karena kerjanya gak becus sampai buat kaki pacar kesayangan aku luka,"Abhi meniup kaki Ayra setelah mengusap luka kaki Ayra dengan betadine. Khawatir gadis itu kembali kesakitan.

Ayra mesem - mesem ditempatnya. Abhi yang duduk bersila dilantai tampak meniup kakinya penuh kasih.

"Bhi,"

"Heem?"Abhi mengambil katembat. Mengolesi ujungnya dengan salep antibiotik.

"Kenapa kamu rahasiain masalah ini dari aku?"

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang