11. Coba Berdamai

3.7K 245 5
                                    

Salam kenal untuk new followers😊
Votmen yes pembaca budiman😘
Gratiiis kook😁
Hepi ridiiiing love😙

___________

"Mas… kenapa bawa aku kesini?"

Lelaki yang menggenggam erat tangan Ayra menoleh sekilas lalu tersenyum lembut. Senyum yang mengartikan seribu makna namun tak bisa Ayra tangkap satupun makna dari senyuman itu.

Kekagetannya terlalu mendominasi kinerja otaknya sekarang. Membuatnya tak bisa berpikir jernih. Bagaimana tidak kaget jika tiba-tiba Ayra kembali berada dikamar yang ditempatinya kurang lebih enam tahun lalu bersama Akmal. Kamar tempatnya memadu kasih.

"Maasss…"panggil Ayra merasa tak mendapat jawaban atas pertanyaannya.

"Apa sayang?"

Darah Ayra mendidih seketika mendengar panggilan dari sosok yang tengah sibuk mengobrak-abrik lemari didepannya.

"Aku tanya kenapa kamu bawa aku kesini? Ke kamar kamu?"

"Kamar kita,"sanggah Akmal cepat."Coba perhatikan,"Akmal mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kamar. Diikuti Ayra."Gak ada satupun dari kamar ini yang berubah. Semua masih sama seperti dulu,"tangan Akmal terangkat membelai mesra pipi Ayra.

"Seprei kesukaan kamu, karpet kesukaan kamu, wallpaper kesukaan kamu, kursi malas favorit kamu, anak-anak kamu,"tunjuk Akmal pada tumpukan boneka Micky diatas kasur sambil tersenyum geli."Bahkan baju-baju kamu masih tersimpan rapi dilemari. Gak ada yang berubah sayang, semua masih sama."

"Mas, jangan buat aku bingung. Ini sebenarnya ada apa?"

Akmal tersenyum melihat wajah emosi Ayra."Ibu bilang mau ketemu sama kamu."

"Ibu? Ibu kamu? Buat apa?"tanpa sadar suara Ayra meninggi, mengingat ibu Akmal adalah salah satu penyebab dari kandasnya rumah tangga mereka.

Akmal kembali tersenyum."Nanti kamu juga akan tahu. Mas mandi dulu ya,"lalu sosoknya menghilang dibalik pintu kamar mandi setelah terlebih dulu mengecup kening Ayra.

Ini gila!

Ayra mondar-mandir sambil menggigit jari. Cemas, bingung, takut, khawatir bercampur aduk. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Dirinya dan Akmal sudah bercerai. Ayra tidak mungkin melupakan itu. Tapi bagaimana semua ini mungkin bisa terjadi? ia bisa kembali ke tempat keramat ini, bagaimana bisa? Ada apa sebenarnya? Apa yang sedang Akmal rencanakan?

Saat pikirannya sedang sibuk menerka-nerka, Ayra mengamati kamar luas bernuansa baby pink yang kata Akmal masih sama seperti ketika dihuninya dulu.

Yah benar, semua masih sama. Tidak ada yang berubah. Disentuhnya satu persatu perabotan dikamar itu dengan seulas senyum terkembang indah di bibir. Seakan dengan hanya menyentuhnya saja Ayra bisa merasakan ketulusan cinta seorang Akmal.

Dilemari itu juga masih tergantung baju-bajunya bersanding dengan baju Akmal. Bahagia itu tiba-tiba menelusup kalbu. Bahagia yang terasa aneh. Karena pada saat yang bersamaan Ayra merasa seperti telah melupakan sesuatu. Sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Tapi apa?

Ayra menyapa satu persatu boneka Micky yang duduk dengan anteng di atas kasur. Ah, boneka-boneka ini juga masih ada disini. Gerakan tangannya berhenti pada satu pigura kecil di atas nakas samping tempat tidur.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang