17. Sakit

3.2K 236 7
                                    

Happy weekend gaaes😁
Salam kenal buat new followers😘
Votmennya ya kaka😘😘😘

________________

"Gimana kabar kamu sayang, sehat?"

"Hemmm,"Abhi menggumam tak jelas. Satu tangannya sibuk memeriksa laporan yang Inay sodorkan padanya. Zidan duduk santai disebelahnya, serius bermain game.

"Dosa loh ditanya baik-baik sama orang tua jawabnya malah gumam-gumam gak jelas gitu. Mentang-mentang jauh dari mami sampai lupa kalau punya orang tua yang kepikiran setengah mati gara-gara gak dikasik kabar sama sekali. Telpon gak diangkat terus, chat cuma dibales singkat-singkat, VC juga ditolak, durhaka kamu Bhi sama mami."

Abhi mendengus. Kumat dah lebaynya si mami."Abhi sibuk mi, bukan niat mau durhaka."

"Sibuk tiap saat? Sampai angkat telpon mami trus balesin chat mami pake kata-kata manis gak bisa? Iya? Sesibuk apa sih Bhi? Lebih sibuk dari pak Jokowi ya?"

"Mami ini kenapa sih? Lagi galau? Kesepian? Kalau pengen dimanisin ya udah sana chat papi."

Terdengar suara dengusan lemah sang mami dari seberang. Disebelahnya Zidan terkikik geli.

"Iya, mami lagi bosen. Kesepian. Gak ada temen. Chat papi sekarang dibalesnya baru tiga jam kemudian. Kan males. Mau shoping, dah eneg hampir tiap hari ngemall. Mau jengukin kamu kesitu juga gak dibolehin. Mami bingung sendirian dirumah iniiiii,"

Duh, gayanya emak-emak sosialita satu ini.

"Abhi lagi KKN mi, bukan lagi kemping. Kalau bosen, itu si Shakila aja umek-umek. Udah ah, Abhi tutup telponnya,"

"E ee eeehh, tunggu tunggu, jangan ditutup dulu. Masih ada yang mau mami omongin,"

Abhi urung memutus sambungan telepon. Sekali lagi ngomong yang aneh-aneh, beneran dia tutup telponnya. Terdapat jeda beberapa detik sebelum suara mami kembali terdengar.

"Kamu beneran gak kenapa-napa disitu nak? Baik-baik saja? Gak lagi berbuat yang aneh-aneh kan?"

Dahi Abhi berkerut. Berbuat yang aneh-aneh apa sih? Kerutan didahinya berkurang saat dilihatnya sdbagian teman-teman yang duduk didalam perpus beranjak keluar, menyambut kedatangan Akmal bersama beberapa orang berpakain rapi yang Abhi tebak pastilah petinggi kampus.

Abhi tersenyum kecut. Apa beritanya sudah sampai ke telinga mami? Pandangannya mengarah keluar. Pada dosen menjengkelkan yang sedang berbicang dengan pak kades. Jadi hari ini adalah putusan atas kasusnya yang kemarin.

Apa karena ini mami menelponnya? Khawatir terjadi sesuatu yang buruk padanya?

"Halo? Abhi? Masih dengerin mami kan?"

"Iya mi, denger. Abhi gak kenapa-napa. Situasi aman terkendali disini. Abhi tutup dulu ya, nanti Abhi telpon mami lagi. Assalamualaikum,"

"Eh iya, waalaikumsalam. Jangan lupa telpon mami lagi nanti,"

Sambungan terputus. Abhi menutup berkas laporan ditangannya. Zidan masih duduk santai seperti tadi. Seakan tidak perduli bahwa ada orang penting datang dan harus mereka salami.

"Kok lo masih duduk dsini?"

"Trus, menurut lo gue harus tergopoh-gopoh seperti yang lain menyambut kedatangan mereka? Ayolah men, mereka kesini bawa berita buruk buat lo, dan gue?"Zidan mengedikkan bahu santai."You know what lah, males salaman-salaman gitu. Kek mau lebaran aja. Lagian gue dipihak lo men, jadi cuek ajalah. Yo, yo my men,"Zidan mengepalkan tinju keatas lalu membentuk jarinya seperti simbol jari rocker mania.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang