Jangan baper apalagi sampai jatuh cinta pas baca part ini😜
Hepi readiiing gaaeeess😘😘😘
Enjoy en like like nya jangan lupa😂___________________
"Kamu punya harga diri, gak sih?"Abhi menghentak kasar tangan Ayra. Wajahnya memerah terbakar amarah. Beberapa kali menghela nafas gusar bersamaan dengan tangan serta kaki memukul dan menendang udara kosong.
"Dia udah nyakitin kamu. Ninggalin kamu. Buat kamu jadi seperti ini. Masih bisa - bisanya kamu terima dia dengan lapang dada, hah??!"Abhi mengusap ujung hidung dengan jemari tangan.
"Otak itu dipake. Jangan cuma dibuat pajangan. Logika itu juga pake. Sarjana, tapi bebelnya minta ampun. Cuma orang bodoh yang mau jatuh kejurang sama untuk kedua kali."
Ayra yang semula menunduk, mengangkat wajah. Menatap Abhi dengan tatapan berkaca bercampur benci.
"Kenapa? Mau nangis? Udah nangis aja,"Abhi membuang muka. Tersenyum mengejek. "Taunya cuma bisa nangis,"
Ayra tidak tahan lagi. Dia berbalik. Pergi meninggalkan Abhi.
"Mau kemana?!"
"Lepas!!"Ayra melepas tangan Abhi yang menarik tangannya. "Nyesel mau aja ikut ditarik kamu. Daripada dapat cacian gak jelas dari orang brengsek kayak kamu mending aku susul mas Akmal."
Abhi langsung menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya. Mendekapnya erat.
"Aku minta maaf. Aku minta maaf."
"Lep - paasss!!"Ayra berontak.
"Ay, aku minta maaf. Aku sayang kamu. Aku gak mau kamu pergi. Aku gak mau kehilangan kamu."
Ayra terdiam. Suasana disekitar mereka mendadak sunyi. Suara arus sungai terbentur bebatuan dibawah jembatan merah seakan tak terdengar lagi gemericiknya.
"Kamu jahaatt,"tangis Ayra pecah. Tangannya mengcengkram erat kedua sisi baju Abhi.
"Iya aku tau aku jahat. Kamu boleh maki aku. Caci maki aku, Ay. Sepuas kamu. Sepuasnya."
"Dasar bajingan gila brengsek. Kamu nyebelin. Nyebelin. Nyebeliiiiinn,"tangan Ayra terangkat. Membalas pelukan Abhi.
Abhi tersenyum diantara sela isak tangis Ayra. Mengeratkan pelukannya. Sesak napas, sesak napas deh kamu, Ay. Abhi tidak perduli. Dia merasa dada yang seperti dihimpit gunung besar himalaya itu melebur seketika. Menyisakan perasaan lega selega - leganya. Perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan kan?
"Dasar brengsek, brengsek, brengsek, brengsek, brengsek gila,"
"Hush, mulut itu gak boleh dibuat berucap yang jelek - jelek,"
"Biarin,"Ayra memukul pelan dada Abhi."Kamu kenapa tadi cuekin aku? Kenapa aku diacuhkan? Kenapa aku diabaikan selama seminggu lebih, kenapa?"
Abhi meregangkan pelukannya. Ditatapnya wajah Ayra yang menunduk tak mau melihat wajahnya. Mata dan hidungnya memerah, sama - sama berair. Sesekali sesenggukan menarik ingus yang hampir keluar dari lubang hidung.
Abhi tertawa tanpa suara. Wajah lucu ini yang membuatnya gila selama sepekan. Abhi mengusap sisa air mata dipipi Ayra dengan jemarinya. Lalu kembali menarik Ayra kedalam pelukan.
"Bukan nyuekin kamu. Tapi malu. Malu mau ketemu."
"Ish, apaan,"
"Kamu tadi kenapa juga sembunyi dibalik pintu?"
Ayra langsung menarik diri dari pelukan Abhi."Kapan?"Ayra bertanya dengan tampang pura - pura bodoh.
"Aku lihat kamu sembunyi dibelakang pintu sambil merem sambil pegang dada. Itu ngapain? Malu juga mau ketemu aku? Grogi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh tak Bersyarat (End)
RomantikKatanya, Love is blind. Tidak memandang rupa, kasta juga status. Asal hati sudah memilih, dan jika cinta sudah memanggil maka tiga kata diatas itu sudah tak penting lagi. Namun bagaimana jika seorang Abhimanyu, lelaki yang tidak pernah serius dengan...